jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Arif Satria mendukung penuh diversifikasi melalui upaya pengembangkan subtitusi pangan lokal sebagai pengganti makanan utama.
Menurutnya, perluasan pangan lokal yang dilakukan Kementerian Pertanian dan berbagai pihak menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki lahan subur dan potensi yang sangat luar biasa.
BACA JUGA: Ukraina Kembali Ekspor Biji-bijian, Harga Pangan Dunia Turun Signifikan
Terutama subtitusi pengganti gandum seperti sorgum dan singkong.
"Memang ini ancaman krisis pangan benar-benar berpotensi terjadi karena 207 juta ton gandum tertahan di Ukraina dan Rusia. Oleh karena itu, ini adalah momentum kita untuk bisa bangkit dengan kekuatan lokalitas kita," ujar Arif Satria dalam webinar ICMI, Jumat (5/8).
BACA JUGA: Presiden Jokowi Bermunajat Indonesia Dilimpahi Pangan dan Energi
Rektor IPB itu mengatakan Indonesia memiliki subtitusi gandum yang luar biasa dan mampu mendorong produk lokal sebagai harapan masa depan Indonesia.
"Pangan itu menjadi isu yang central dan masih terus menjadi perbincangan di bahan pidato Presiden. Karena itu kami berharap bisa menjadi tren center dalam membangun pangan nasional," katanya.
BACA JUGA: Lawatan Jokowi ke Luar Negeri Dinilai Optimal Mencegah Krisis Pangan Global
Di sisi lain, ICMI mengapresiasi penggunaan dan intervensi mekanisasi yang mampu mempercepat produksi. Hal itu menandakan bahwa pemerintah serius menjadikan Indonesia sebagai pertanian modern berbasikan 4.0.
"Tetapi ketinggiannya, kemudian daya semprotnya perlu detail regulasi. Kerangka regulasi harus diatur dari sekarang sebagai bagian yang kita sebut creating the future (menyiapkan masa depan). Tidak hanya menyiapkan teknologi, tetapi kerangka hukum yang mapan, agar semua bisa berjalan dengan stabil," katanya.
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan berbagai langkah dalam mewujudkan subtitusi pangan lokal sebagai pengganti bahan utama. Sejauh ini, Kementan telah mengintervensi dukunganya terhadap mekanisasi.
Dedi mengatakan pertanian adalah sektor yang sangat penting dalam menunjang kehidupan manusia. Dia mengatakan disaat sektor lainya melemah, pertanian malah tumbuh dengan posisi yang meyakinkan.
Dia menyebut pertanian memiliki andil besar terhadap distribusi pertumbuhan domistik bruto (PDB) yang mencapai 12,98 persen dengan pertumbuhannya sebesar 1,37 persen. Posisi tersebut masuk tiga besar PDB lapangan usaha yang tumbuh bersama sektor industri dan pertambangan.
Di sisi lain, pendapatan masyarakat selama Q2 yang diukur melalui Nilai tukar Petani (NTP) juga tumbuh sebesar 3,20 persen yang dihitung berdasarkan tahunan atau (YoY).
Pertumbuhan itu sekaligus menjadi penyumbang pendapatan masyarakat dan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia.
BPS menyebut pada kuartal II 2020 sektor pertanian masih tembus 16,24 persen, ekspor pertanian naik 15,79 persenn,
"Dari 2020 ke 2021 itu juga naik lagi 38,68 persenn. Ternyata, variabel pembangunan pertanian walaupun diterpa Covid-19 kami masih bisa eksis. Ini adalah data produksi beras, 2020 ada surplus sekitar 7 juta ton beras, di 2021 ada surplus kurang lebih 2 juta ton, sehingga menjadi over sekitar 9 juta ton," kata Dedi. (jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul