JAKARTA – Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai hasil pemilihan calon Dewan Komisoner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) oleh Presiden sebanyak 14 orang, mengecewakan. Pasalnya, sebagian nama-nama tersebut diduga bermasalah dan memiliki konflik kepentingan.
Divisi Korupsi Politik Indonesia Coruption Watch (ICW) Apung Widadi mengatakan memasuki tahapan akhir pemilikan dewan komisoner OJK, masih saja terdapat calon-calon “titipan” dan calon yang bermasalah masih lolos.
Dimana, terdapat 5 calon DK OJK yang berpotensi mimiliki konflik kepentingan dengan Menteri Keuangan selaku Ketua Panitia Seleksi. Pasalnya, dari 5 orang tersebut ada 4 diantaranya rekanan dari Bank Mandiri sedangkan satu diantaranya adalah staf khusus dari Menteri Keuangan.
Selain dari Menteri Keuangan, tambahnya, juga ada calon yang merupakan titipan Gubernur Bank Indonesia (BI), lalu ada satu calon yang terlibat dalam kasus pengangkatan Anindya Bakrie sebagai Direksi Bakrie Telkom padahal pihak tersebut melakukan “insider trading” yang masih diloloskan.
“Diduga ini merupakan “titipan” konflik kepentingan dari atau dengan salah satu pansel yaitu Ahmad Fuadi Rahmani yang juga terjerat kasus yang sama,” tuding Apung.
Apung menambahkan, ada juga calon DK OJK yang pernah terlibat dalam kasus Century dan kasus jual beli saham Group Bakrie yang bermasalah salah satunya Newmont.
Buruknya hasil seleksi ini, sambungnya tidak lepas dari susunan Pansel yang tidak mengakomodir suara masyarakat dan kerja-kerja Pansel yang sangat tertutup, tidak transparan.
“Tentu saja hal ini menandakan sinyal darurat komposisi dan arah OJK dalam kerja menyelesaikan kasus kejahatan di sector keuangan dan melindungi konsumen sector keuangan,” pungkasnya. (naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Premix Bagus untuk Jangka Pendek
Redaktur : Tim Redaksi