Idaman Bergabung, PAN Merasa Disuntik Darah Segar

Sabtu, 12 Mei 2018 – 18:43 WIB
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) memperoleh tambahan energi dari Partai Islam Damai Aman (Idaman). Partai pimpinan Rhoma Irama itu memutuskan bergabung ke PAN setelah gagal memenuhi syarat untuk bisa menjadi peserta Pemilu 2019.

Menurut Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno, bergabungnya Idaman ke partai pimpinan Zulkifli Hasan itu ibarat membawa darah segar. Namun, hal itu bukanlah pengalaman pertama bagi PAN.

BACA JUGA: Partai Idaman Gabung PAN Tanpa Transaksi

Eddy mengatakan, Partai Bintang Reformasi (PBR) juga pernah melebur ke PAN demi menghadapi Pemilu 2014. "Ketika itu PBR masuk ke PAN," kata Eddy di Jakarta Selatan, Sabtu (12/5). 

Dia menambahkan, kesepakatan PAN dan Idaman untuk bergabung didasari alasan kedua partai itu untuk memilih kesepahaman visi, misi dan program. Eddy meyakini hal ini tidak akan membingungkan kader.

BACA JUGA: Merapat ke PAN, Rhoma Ogah Dukung Jokowi

Menurut Eddy, berganungnya Idaman justru akan menguatkan kader PAN. Apalagi, Rhoma bersama keluarga besarnya maupun Soneta Grup akan maju bersama-sama PAN. 

Eddy menyebut Rhoma bukan sekadar tokoh seni saja tapi juga dakwah. Hal itu sejalan dengan visi misi PAN dan Partai Idaman yang pro-umat dan pro-rakyat. "Ini merupakan penguatan bagi kami karena aura-aura beliau sangat kuat, pengikut beliau di Indonesia itu besar sekali," katanya. 

BACA JUGA: PAN - Idaman Bersatu, Zulhasan Presiden, Rhoma Irama Wapres

Menurut Eddy, PAN akan memberikan tempat bagi kader-kader Partai Idaman untuk menyalurkan maju sebagai calon anggota legislatif (caleg). "Bagi kami justru ini memberikan penguatan karena secara langsung kami kemudian memperoleh darah segar dalam bentuk kader-kader yang sudah siap dan terlatih dari Partai Idaman," ujarnya. 

Dia mengatakan, kader Partai Idaman yang mendaftar sebagai caleg PAN akan otomatis memiliki kartu tanda anggota (KTA) partai besutan Amien Rais itu. Namun demikian, ujar dia, ketika kader Partai Idaman memiliki KTA PAN bukan ada eksodus besar-besaran ke partai berlambang matahari putih ini.

"Memang kader Partai Idaman banyak sekali, tapi yang menjadi caleg itu tidak seberapa banyak, tidak semasif jumlah kader di seluruh Indonesia," jelasnya. 

Menurut Eddy, hal ini juga tidak akan mengganggu kader-kader PAN lainnya yang maju menjadi caleg. Kader PAN tidak merasa tersaingi. Selama ini, ujar dia, PAN selalu memberlakukan sistem yang sangat terbuka terhadap kader. 

"Karena bagaimanapun caleg yang jago tempur, yang punya daya juang yang tinggi di suatu daerah itu justru meningkatkan suara yang memperbesat probabilitas untuk mendapatkan kursi," katanya.

Meski demikian, Partai Idaman tetap berdiri sebagai institusi hukum meskipun bergabung dengan PAN. "Jadi, Partai Idaman itu menjadi bagian dari PAN," tegasnya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gagal Lolos Pemilu 2019, Partainya Rhoma Irama Gabung PAN


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler