JAKARTA - Wacana mengembangkan Danau Toba menjadi lokasi perjudian dan seks, langsung menuai penentangan. Ketua Bidang Perencanaan Pembangunan Nasional DPP Partai Demokrat, Kastorius Sinaga, menyebut, ide yang muncul dari Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut, Bahauddin Manik itu, menunjukkan bahwa kalangan birokrat tak kreatif.
"Gagasan semacam itu menunjukkan orang itu tak punya strategi, tak paham keunikan Danau Toba. Itu hanya jalan pintas. Hanya copy paste dari yang ada di negara tetangga," ujar Kastorius Sinaga kepada JPNN, kemarin.
Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) itu lebih lanjut mengatakan, gagasan menjadikan Danau Toba sebagai kawasan perjudian dan hiburan seks, merupakan gagasan yang ngawur. Kondisi masyarakat di sekitar Macau (China) dan Genting Highlands (Malaysia), jelas tidak sama dengan kondisi masyarakat di sekitar Danau Toba.
"Tidak ada kesesuaian antara kondisi di sana, dengan kondisi masyarakat di sekitar Danau Toba. Juga tidak memikirkan eksesnya. Itulah cara berpikir birokrat yang hanya bisa copy paste, langsung ditempel di sana (Danau Toba, red)," cetus Kasto, panggilan akrabnya.
Dikatakan, gagasan menjadikan Danau Toba sebagai kawasan perjudian dan seks, sangat jauh dari konsep pengembangan Danau Toba sebagai kawasan wisata yang terintegrasi. "Masyarakat di sekitar bakal jadi korban," imbuh Staf Ahli Kapolri itu.
Selain dampaknya sangat buruk bagi masyarakat sekitar, lanjutnya , jika Danau Toba dijadikan kawasan judi dan seks pun, belum tentu menarik perhatian wisatawan yang suka judi dan seks. Karena harus bersaing ketat dengan lokasi yang sudah ada di Macau dan Genting Highlands. "Mestinya menawarkan gagasan yang belum ada di pasaran. Bukan tiru-tiru," ujarnya lagi.
Menurut Kasto, perlu kajian mendalam untuk mencari bentuk wisata yang paling pas di kawasan Danau Toba. Saran Kasto, bentuk wisata yang paling tepat adalah tetap menjual keunikan Danau Toba sebagai satu-satunya danau volcano di dunia.
Kasto menawarkan, akan lebih memikat wisatawan asing jika pengembangan Danau Toba tetap berkonsep wisata alam. "Yang sederhana, buat rute jogging di sekitar Danau Toba, yang masuk ke alam sekitar. Yang alami seperti itu yang menarik wisatawan. Tinggal bagaimana mempromosikannya," kata dia.
Seperti diberitakan, gagasan kontroversial ini lahir dari mulut Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut, Bahauddin Manik. "Seks dan judi itu paling diminati, kemudian bisa saja hiburan malam. Itu "kan tinggal bagaimana memanage-nya," kata Bahauddin Manik saat menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Pemprovsu saat sesi pembahasan kawasan Danau Toba di Convention Hall Tiara, Medan, Kamis (5/4). (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersesat di Hutan Pencari Ikan Mati Kelaparan
Redaktur : Tim Redaksi