Ide Geopolitik Soekarno, Tawaran Disertasi Hasto untuk Mas Trenggono

Selasa, 07 Juni 2022 – 16:27 WIB
Mahasiswa S3 Universitas Pertahanan (Unhan) RI Hasto Kristiyanto menjalani sidang terbuka promosi gelar doktor, Senin (6/6). Foto: DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Mahasiswa doktoral Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto berhasil meraih gelar doktor ilmu pertahanan. 

Hasto lulus dengan predikat summa cum laude setelah berhasil mempertahankan disertasinya, “Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara”, dalam sidang Promosi Terbuka dan Sidang Yudisium Program Doktor Universitas Pertahanan RI, Senin (6/6). 

BACA JUGA: Selamat, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Meraih Gelar Doktor Ilmu Pertahanan

Para penguji, antara lain, Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri, Mendagri Tito Karnavian, dan Kepala BIN Budi Gunawan.

Menurut Hasto, salah satu rekomendasi disertasinya mengenai teori geopolitik Soekarno adalah rekomendasi pentingnya kajian terhadap Rancangan Undang-Undang Tata Ruang Geopolitik Nusantara, yang memuat koridor strategis pertahanan dan ketahanan nasional. 

BACA JUGA: Tito Karnavian Sebut Hasto Bukan Doktor Kaleng-Kaleng

“Soal koridor strategis pertahanan ini, cara pandang geopolitik Soekarno memberi penekanan pada penguatan kekuatan udara, laut, maupun darat Indonesia, dengan segala sumber daya yang ada,” kata Hasto, Selasa (7/6). 

Menurut dia, hal ini menjadi penting mengingat dua per tiga Indonesia merupakan wilayah maritim.

BACA JUGA: Pujian Jokowi untuk Studi Hasto atas Pemikiran Geopolitik Bung Karno

Secara geografis, ujar Hasto, Indonesia diapit Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

“Ada kebutuhan mendesak bagi Indonesia untuk memberi perhatian besar pada wilayah maritim,” kata sekretaris jenderal PDIP, itu. 

Hasto dalam beberapa kali diskusi intens dengan Menteri Kelaitan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengaku menangkap luasnya wawasan maritim pada sosok yang akrab dipanggil Mas Treng itu.

Dia mengenal Mas Treng sebagai sosok yang memiliki multitalenta dan membangun paradigma maritim sebagai jalan kemakmuran masa depan. 

Hasto mencontohkan, Mas Treng dalam upaya mengedepankan ekologi mendorong penanaman mangrove di garis pantai Indonesia.

Menurutnya, hal itu merupakan pendekatan ekologis yang terintegrasi dengan peningkatan kesejahteraan nelayan.

“Mas Treng sangat concern tentang ekosistim maritim. Kemampuan teknokratiknya yang tinggi, senapas dengan pemikiran geopolitik Bung Karno," ujarnya. 

Hasto dalam disertasinya menyatakan bahwa ekologi merupakan salah satu indikator penting dalam pengelolaan sumber daya alam. 

Menurut dia, seandainya bangsa Indonesia mampu terdepan menguasai teknologi maritim, dan pada saat bersamaan menempatkan visi keunggulan di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dengan mengedepankan aspek ekologi, maka sumber daya laut benar-benar menjadi jalan kemakmuran negeri ini.

“Dalam perspektif maritim, hal tersebut bisa menjadi instrument of national power,” kata Hasto. 

Nah, Hasto atas dasar pemikiran itu akan lebih intensif berdiskusi dengan Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, agar berbagai konsepsi koridor strategis, baik dalam perspektif pertahanan maupun kedaulatan ekonomi sebagaimana digagas Bung Karno, dapat menjadi landasan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi laut, diyakini akan semakin berdaya bagi jalan kemakmuran Indonesia,” kata Hasto Kristiyanto. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler