Ide Kurikulum Adaptif Ganjar Pranowo Patut Ditiru

Sabtu, 30 September 2023 – 22:15 WIB
Ganjar Pranowo menilai dunia pendidikan penting menerapkan kurikulum adaptif. Hal itu disampaikan pada Ideafest Lead The Leap di Jakarta Convention Centre (JCC), Sabtu (30/9/2023). Foto: Ist.

jpnn.com - SEMARANG – Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan pada Pemilu 2024 Ganjar Pranowo menilai dunia pendidikan penting menerapkan kurikulum adaptif.

Menurutnya kurikulum di sekolah dan perguruan tinggi harus adaptif dengan perubahan eksternal untuk menghadapi perkembangan zaman dan kebutuhan dunia industri.

BACA JUGA: Ini Rekam Jejak Gerakan Anies Baswedan Bersama Anak Muda

Ganjar menyatakan hal itu menjawab pertanyaan seorang panelis, Azizah Hanum dalam acara Ideafest Lead The Leap di Jakarta Convention Centre (JCC), Sabtu (30/9).

Azizah Hanum menanyakan pandangan Ganjar terkait thread di Twitter X yang viral beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Kepada Anak Muda Ideafest, Anies Ungkap Kisahnya Jadi Pemimpin Sejak SD

Thread tersebut membahas seorang lulusan perguruan tinggi kalah bersaing dengan lulusan SMK saat melamar kerja.

Azizah kemudian menanyakan pendapat Ganjar terkait hal itu.

BACA JUGA: Di Ideafest 2023, Anies Ajak Anak Muda Terlibat dalam Pengambilan Keputusan Politik

“Kurikulum juga mesti adaptif, anak-anak juga mesti adaptif, artinya mahasiswa, student itu butuh, butuh magang, butuh pengenalan dengan industri, terus kemudian butuh teaching industry untuk bisa kolaborasi. Dan itu menurut saya kekinian banget,” ujar Ganjar.

Pengamat pendidikan yang juga Rektor Universitas PGRI Semarang Sri Suciati sepakat dengan gagasan Ganjar.

Dia setuju dengan pola link and match yang diterapkan secara serius antara dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk mengatasi persoalan pengangguran dari kalangan terdidik.

“Ini langkah yang patut ditiru. Jangan sampai terjadi, ilmu yang dipelajari di sekolah sudah tidak diterapkan lagi di dunia industri," ucap Suciati saat dihubungi (30/9).

Suciati menilai perusahaan atau dunia kerja umumnya selangkah lebih maju dalam manajemen maupun penerapan teknologi.

Oleh karena itu cara untuk update kemajuan DUDI di sekolah adalah dengan melibatkan pengguna, dalam hal ini DUDI ketika menyusun kurikulum.

Suci juga sependapat dengan Ganjar bahwa semua lulusan harus memiliki peluang kerja yang lebih baik dengan mengikuti tren pekerjaan saat ini.

Untuk mencapai hal ini pemerintah dapat mendorong agar dalam penyusunan kurikulum pendidikan dilakukan bersama pihak industri, disesuaikan dengan kebutuhan aktual di pasar kerja.

“Program-program vokasi tidak hanya memberikan teori, tetapi juga pelatihan praktis yang dapat langsung diterapkan di dunia kerja. Oleh karena itu, pendidikan vokasi dianggap sebagai salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pengangguran,” katanya.

Dia mengatakan kelebihan dari pendidikan vokasi adalah hubungannya yang erat dengan dunia kerja.

Sekolah vokasi sering bermitra dengan perusahaan-perusahaan untuk menyelaraskan kurikulum mereka dengan kebutuhan industri saat ini.

Hal ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang industri tertentu dan membangun jaringan profesional sejak dini.

Suciati juga mendukung gagasan Ganjar untuk memperbanyak sekolah vokasi guna mengatasi persoalan pengangguran di Indonesia.

“Setelah lulus dan mendapatkan pekerjaan, lulusan vokasi dapat melanjutkan kuliah sambil bekerja, karena banyak perguruan tinggi kini menawarkan kelas malam (kelas karyawan) yang memfasilitasi kebutuhan para karyawan yang ingin melanjutkan pendidikan tanpa mengganggu pekerjaan mereka,” katanya.

Dia menuturkan untuk mewujudkan visi ini, banyak persiapan yang harus dilakukan.

Mencakup studi kelayakan untuk jenis sekolah vokasi yang akan didirikan, penyediaan sarana prasarana yang memadai, peningkatan tenaga kependidikan dan tenaga non-pendidikan, penyesuaian kurikulum dan program, serta pengaturan sumber pembiayaan yang memadai.

Suci lantas menyebut pendirian SMKN Jateng merupakan contoh nyata anak-anak dari keluarga kurang mampu bisa memiliki akses pendidikan berkualitas, terlebih lagi dengan adanya fasilitas asrama gratis.

Berbagai terobosan di bidang pendidikan yang digagas Ganjar saat menjabat sebagai Gubernur Jateng, patut diapresiasi sebagai langkah positif dalam upaya menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda Indonesia.

Dalam pendirian SMKN Jateng, Ganjar melibatkan perusahaan dalam penyusunan kurikulum dengan pola link and match.

Selain itu, Ganjar menjalin kerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) untuk menjalankan program magang kerja ke luar negeri.

Untuk diketahui, saat menjabat sebagai Gubernur Jateng Ganjar mendirikan tiga SMKN Jateng boarding school gratis. Yakni, SMKN Jateng di Semarang, SMKN Jateng di Pati, dan SMKIN Jateng di Purbalingga.

Ketiga sekolah telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa sejak didirikan pada 2016 hingga 2023.

Dari jumlah tersebut 81 persen di antaranya terserap kerja dan 19 persen dalam proses.

Untuk menjangkau lebih banyak anak-anak keluarga miskin Ganjar Pranowo pada 2020 juga mengagas konsep sekolah semi boarding yang diterapkan di 15 SMKN yang tersebar di seluruh Jawa Tengah. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mas GM Anggap Prabowo Punya Satu Kelebihan Saja: Lanjut Usia


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler