Ide Riverway Ridwan Kamil Dinilai Sangat Mungkin Diterapkan di Jakarta

Jumat, 11 Oktober 2024 – 17:57 WIB
Ridwan Kamil blusukan ke wilayah Jalan Pancoran Barat, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (26/9). Foto: Ryana Aryadita/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil menuai sorotan usai berencana menjadikan sungai di Jakarta sebagai jalur transportasi atau river way. Adapun kaingin ini disampaikan dalam debat perdana Pilkada Jakarta Minggu 6 Oktober 2024.

Meski menuai kontra, bahkan mendapatkan cibiran dari calon wakil gubernur Jakarta Rano Karno, rencana river way disebut masih realitis.

BACA JUGA: Rano Karno Bujuk Loyalis Anies, Ridwan Kamil Klaim Anak Abah Pilih Dirinya

"Gagasan dari cagub Ridwan Kamil realistis untuk dilaksanakan, karena semua sudah ada pengalamannya di masa lalu atau sekarang sedang berlangsung. Gagasan untuk membangun transportasi air itu sudah punya pijakannya pada masa Gubernur Sutiyoso," kata Ketua Inisiatif Strategis untuk Transportasi (INSTRAN) Darmaningtyas saat dikonfirmasi, Jumat (12/10).

Dia menyadari meski sudah digagas Sutiyoso dan tak berlanjut, pengembangan angkutan sungai sudah ada dalam Pola Transportasi Makro (PTM), jadi tidak mengada-ada dan berarti landasan hukumnya sudah cukup kuat, tinggal mengimplementasikan saja.

BACA JUGA: Ridwan Kamil Jual Lukisan untuk Tambah Dana Kampanye

"Memang dibutuhkan investasi yang besar untuk membenahi Sungai di Jakarta. Tapi itu lebih baik sekaligus menjadi peluang untuk membenahi sungai-sungai di Jakarta agar terpelihara dengan baik," jelas Darmaningtyas.

Menurut dia, syarat untuk dapat terwujudnya transportasi air adalah debit Sungai harus cukup memadai dan stabil. Memadai dalam arti bisa untuk jalannya perahu dan stabil.

BACA JUGA: Anak-Anak Tampak Ikut Kampanye Ridwan Kamil, padahal Dalam Aturan Dilarang

Ini butuh pengelolaan Sungai yang optimal agar pada musim kemarau debit tetap stabil, tapi pada musim penghujan juga tidak meluber sehingga transportasi air tetap berfungsi dengan baik.

"Tapi ini mestinya untuk Jakarta tidak masalah karena debit air sebetulnya dapat dibuat, misalnya dengan membersihkan dan mengeruk sungai agar kedalamannya merata, lalu dikendalikan di pintu air agar saat kemarau tidak terjadi kekeringan, tapi saat penghujan tidak meluber. Kanan kiri sungai dibersihkan, sehingga menjadi lingkungan yang tertata rapi dan menarik. Ini juga dapat membuka lapangan kerja baru," ungkap Darmaningtyas.

Hal ini juga diamini oleh Juru Bicara Ridwal Kamil-Suswono (RIDO) Bernardus Djonoputro. Dia mengatakan bahwa ini bukanlah hal baru bagi kota-kota dunia, termasuk Jakarta.

Hampir semua kota utama dunia, mengelola sungainya, agar lestari serta dapat di fungsi kan berbagai kegiatan, termasuk untuk transportasi dan wisata.

"Definisi transportasi disini bisa penyeberangan, point to point yang menyambungkan halte Transjakarta (transit), atau wisata telusur sungai. Prasyarat utama tentu sungai yang normal. Kita akan prioritaskan dari 13 sungai yang melewati Jakarta, mana yang bisa di lalui. Jakarta sangat potensial," kata dia.

Untuk menghidupkan sungai, RIDO akan menyiapkan ruang sungai atau room river di mana sungai akan di normalkan sesuai dengan kodrat alaminya (naturalisasi), agar bisa menjadi tempat berbagai kegiatan, ditanami dengan rapi juga dilengkapi pedestrian, maka pendekatannya harus terintegrasi, hulu ke hilir.

"Beberapa sungai di Jakarta dapat dipakai sebagai waterway, contohnya Kanal banjir timur, ini saluran lebar antara 100-300 meter, tergantung lokasinya, sedangkan lebar bantaran kali masing-masing 18 meter di sisi kiri dan kanan saluran. Kanal ini memiliki karakteristik lurus, panjang dan dalam. Ini potensial untuk Wisata air selain transportasi. Sungai pun akan terpelihara lebih bagus kalau untuk tranportasi," jelas Bernardus.

"Demikian juga Ciliwung tengah, dari selatan sampai Cijantung dan Condet. Banjir Kanal Barat, rute Tanah Abang, Halimun, Manggarai. Berpotensi asri," sambungnya.

Tim teknis RIDO, lanjut Bernadus, juga sudah mengenali beberapa kendala seperti sampah dan debit air yang tidak pasti. Dan sedang dibuatkan kajian mendalam.

"Hal ini untuk antisipasi resiko hujan debit air bisa melewati batas atas ketinggian air untuk pengoperasian kapal. Ketika tidak hujan debit airnya justru berada di bawah batas. Saya optimis, bahwa di jamannya Ridwan Kamil, sungai, terutama beberapa bagian BKT, dan Sungai Ciliwung Tengah akan dipergunakan baik transportasi maupun wisata," pungkasnya.

Sebelumnya, Ridwan Kamil percaya diri berjanji bakal mewujudkan itu jika menang dalam Pilkada Jakarta 2024.

"Kalau dibilang tidak realistis, tunggu tanggal mainnya," kata Ridwan, yang akrab disapa RK, kepada wartawan di Jakarta Barat, Kamis (10/10).

RK menjelaskan bahwa gagasan transportasi sungai sudah ada sejak era kepemimpinan Sutiyoso, Gubernur Jakarta periode 1997-2007. Bahkan dia menyebut sudah ada studi ilmiahnya.

Dari studi ilmiah tersebut, RK katakan terdapat minimal tiga ruas titik yang dilalui riverway, di antaranya Banjir Kanal Timur (BKT), Banjir Kanal Barat (BKB), dan Ciliwung.

“Studi ilmiah sudah ada minimal di tiga ruas BKT, BKB, dan Ciliwung," jelas dia. (dil/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler