MAKASSAR --- Identitas mayat tanpa tubuh yang ditemukan di sekitar perairan laut Pulau Samalona, Kadingareng dan Pulau Galesong, Sulawesi Selatan belum juga diketahui. Hingga Senin (21/1), polisi masih berupaya untuk mencocokkan data-data dari warga yang merasa kelihangan sanak keluarganya.
Dokter tim Forensik Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar, dr Eko Yunianto mengatakan, saat ini pihak Forensik RS Bhayangkara baru menerima satu laporan kehilangan dari warga. Hanya saja, pihaknya masih melakukan pencocokan data-data dari laporan keluarga tersebut. Dia juga belum bisa memastikan apakah mayat mana yang merupakan keluarga korban.
"Ada warga yang melapor satu orang. Dia keluarga korban kapal karam MV Emeline. Kita sementara mencocokkan data-datanya dulu," jelas Eko.
Eko mengatakan, pihaknya akan mencoba mencocokkan data-data sekunder yang ditemukan pada mayat dengan laporan keluarga. Jika tidak ditemukan kesamaan data, maka pihaknya akan menggunakan metode tes DNA. Metode tes DNA, kata dia, akan membutuhkan waktu hingga beberapa minggu lamanya.
"Hasil DNA nya akan kita kirim ke Jakarta. Setelah itu, baru bisa kita lihat hasilnya," jelas dia.
Sementara itu, pihak Basarnas Kota Makassar membenarkan jika telah melakukan evakuasi dua mayat di sekitar perairan laut Takalar dan Makassar. Setelah di evakuasi, kedua mayat itu diserahkan oleh pihak rumah sakit untuk diidentifikasi.
Kepala Basarnas Makassar, Riko mengatakan, pihaknya menduga jika dua mayat yang ditemukan itu bukan korban awak kapal MV Emeline. Menurutnya, jika dilihat kondisi arus air dan angin, kapal MV Emeline yang tenggelam di Pulau Selayar, akan terbawa arus ke wilayah perairan pulau Sumbawa dan Flores.
"Kalau perkiraan saya dia (mayat) akan terbawa arus ke bagian bawah (Selatan) pulau selayar," jelas Riko.
Meski demikian, menyerahkan sepenuhnya identifikasi korban ke pihak Rumah Sakit. Dia juga mengimbau kepada warga yang merasa kehilangan sanak keluarganya untuk melapor ke kantor kepolisian atau pihak Forensik agar indentitas mayat segera diketahui.
Sebelumnya, nelayan setempat menemukan dua mayat di sekitar perairan laut Samalona, Kadingareng dan Galesong. Mayat ini di evakuasi oleh Basarnas untuk diserahkan ke rumah sakit. Saah satu mayat itu ditemukan tanpa tubuh. Mayat yang hanya tersisa perut dan kaki ini ditemukan dengan menggunakan celana pendek berwarna abu-abu dan sebuah sarung bercorak kotak-kotak berwarna hijau terlilit di pinggangnya. Di pinggang mayat itu juga ditemukan sebuah baju pelampung berwarna oranye.
Sementara mayat yang utuh diketahui berjenis kelamin laki-laki dengan usia sekira 20 tahun. Mayat ini masuk dalam kategori ras mongoloid. Saat ditemukan, mayat ini menggunakan baju kaus lengan pendek berwarna hitam. Di bagian depan baju itu tertulis kalimat "Monster dan Really Enemy". Mayat ini juga menggunakan celana dalam warna biru tua dan pada bagian karet tertulis "Corocodill".(eka)
Dokter tim Forensik Rumah Sakit Bhayangkara, Makassar, dr Eko Yunianto mengatakan, saat ini pihak Forensik RS Bhayangkara baru menerima satu laporan kehilangan dari warga. Hanya saja, pihaknya masih melakukan pencocokan data-data dari laporan keluarga tersebut. Dia juga belum bisa memastikan apakah mayat mana yang merupakan keluarga korban.
"Ada warga yang melapor satu orang. Dia keluarga korban kapal karam MV Emeline. Kita sementara mencocokkan data-datanya dulu," jelas Eko.
Eko mengatakan, pihaknya akan mencoba mencocokkan data-data sekunder yang ditemukan pada mayat dengan laporan keluarga. Jika tidak ditemukan kesamaan data, maka pihaknya akan menggunakan metode tes DNA. Metode tes DNA, kata dia, akan membutuhkan waktu hingga beberapa minggu lamanya.
"Hasil DNA nya akan kita kirim ke Jakarta. Setelah itu, baru bisa kita lihat hasilnya," jelas dia.
Sementara itu, pihak Basarnas Kota Makassar membenarkan jika telah melakukan evakuasi dua mayat di sekitar perairan laut Takalar dan Makassar. Setelah di evakuasi, kedua mayat itu diserahkan oleh pihak rumah sakit untuk diidentifikasi.
Kepala Basarnas Makassar, Riko mengatakan, pihaknya menduga jika dua mayat yang ditemukan itu bukan korban awak kapal MV Emeline. Menurutnya, jika dilihat kondisi arus air dan angin, kapal MV Emeline yang tenggelam di Pulau Selayar, akan terbawa arus ke wilayah perairan pulau Sumbawa dan Flores.
"Kalau perkiraan saya dia (mayat) akan terbawa arus ke bagian bawah (Selatan) pulau selayar," jelas Riko.
Meski demikian, menyerahkan sepenuhnya identifikasi korban ke pihak Rumah Sakit. Dia juga mengimbau kepada warga yang merasa kehilangan sanak keluarganya untuk melapor ke kantor kepolisian atau pihak Forensik agar indentitas mayat segera diketahui.
Sebelumnya, nelayan setempat menemukan dua mayat di sekitar perairan laut Samalona, Kadingareng dan Galesong. Mayat ini di evakuasi oleh Basarnas untuk diserahkan ke rumah sakit. Saah satu mayat itu ditemukan tanpa tubuh. Mayat yang hanya tersisa perut dan kaki ini ditemukan dengan menggunakan celana pendek berwarna abu-abu dan sebuah sarung bercorak kotak-kotak berwarna hijau terlilit di pinggangnya. Di pinggang mayat itu juga ditemukan sebuah baju pelampung berwarna oranye.
Sementara mayat yang utuh diketahui berjenis kelamin laki-laki dengan usia sekira 20 tahun. Mayat ini masuk dalam kategori ras mongoloid. Saat ditemukan, mayat ini menggunakan baju kaus lengan pendek berwarna hitam. Di bagian depan baju itu tertulis kalimat "Monster dan Really Enemy". Mayat ini juga menggunakan celana dalam warna biru tua dan pada bagian karet tertulis "Corocodill".(eka)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kawanan Gajah Liar Ancam Kebun Warga
Redaktur : Tim Redaksi