JAKARTA - Minimnya data pembanding yang dimiliki pemerintah terkait jatidiri Umar Patek masih menjadi kendalaMenteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa mengatakan, hingga saat ini belum ada perkembangan informasi mengenai tertangkapnya seorang tersangka teroris oleh pihak berwenang Pakistan tersebut
BACA JUGA: Pasukan Ouattara Rebut Istana Presiden
Tim Mabes Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN) yang bertolak ke Pakistan juga belum mengupdate laporan apakah pria itu benar Umar Patek yang berstatus Warga Negara Indonesia (WNI)
Tim yang berangkat ke Pakistan telah mengantongi sample DNA Umar Patek yang diambil dari kerabatnya yang menetap di Jawa Tengah
BACA JUGA: Pemerintah Libya Siap Jalani Reformasi
Setelah identitas terkonfirmasi secara medis maka baru terbuka kemungkinan untuk melanjutkan prosesBACA JUGA: Jepang Buang Air Radioaktif ke Laut
"Apakah ekstradisi ataupun repratriasi," tegasnya.Marty mengatakan, jika buronan FBI senilai USD 1 juta itu melanggar hukum Pakistan maka tidak tertutup kemungkinan dia diproses dulu disanaMarty mengatakan, opsi-opsi tersebut masih terbuka hingga seluruh pihak mengonfirmasi bahwa pria yang ditahan di Pakistan itu benar Umar Patek
Dalam kapasitasnya, Marty optimis bahwa Pakistan akan menyetujui upaya deportasi bagi salah satu tersangka Bom Bali 2002 tersebutUmar Patek, bisa dideportasi dari Pakistan ke Indonesia meski tak ada perjanjian ekstradisi bilateral antara kedua negara"Bisa itu (deportasi, Red) kan ada mekanisme lain seperti Mutual Legal Assistance (MLA)," katanya.
Umar Patek juga menjadi rebutan beberapa negara lain yang ingin mengadilinyaTiga neagra selain Indonesia yang ngebet ingin mengadili Umar Patek adalah Amerika Serikat (AS), Australia, dan FilipinaHingga saat ini baru Menlu AS Hillary Clinton yang sudah berkomunikasi dengan Marty dan tampaknya legawa jika Umar Patek diadili di Indonesia.
Seperti diwartakan, Umar Patek diduga tertangkap di Pakistan tanggal 2 Maret laluDia dianggap salah satu teknisi utama dalam Bom Bali pada 2002 silam dengan 200 kotban tewas dan 88 diantaranya adalah warga Australia dan 7 warga ASKepala pria berdarah Arab-Jawa itu dihargai sekitar Rp 8,9 miliar oleh ASPria itu memiliki belasan nama alias yakni Abdul Ghoni alias Abu Syeikh alias Umar Arab alias MikeLahir di Pemalang, Jawa Tengah, pada 1970
Selain AS, Filipina juga memburunya sebab sejak 2003 Umar tinggal dan membantu pendidikan di kamp pemberontah Abu Sayyaf di Mindanao, FilipinaDi sana dan melatih para pemberontak Islam melawan pemerintah Filipina(zul)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiap Tahun Bagi-bagi Jam Tangan dari Emas
Redaktur : Tim Redaksi