IDI Cianjur Bagikan Informasi Pengobatan Penyakit Vulvovaginitis

Senin, 16 Desember 2024 – 13:31 WIB
Vulvovaginitis bisa dialami oleh wanita dari segala usia, termasuk anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Ilustrasi: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - SELAIN kanker payudara, ada beberapa penyakit yang bisa menyerang wanita, salah satunya vulvovaginitis.

Peradangan atau iritasi yang terjadi pada daerah kewanitaan dan vulva (bagian luar alat kelamin wanita) dikenal sebagai vulvovaginitis.

BACA JUGA: IDI Gerung Bagikan Informasi Pengobatan Migrain yang Tepat

Kondisi ini dapat dialami oleh wanita dari segala usia, termasuk anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

IDI Kota Cianjur dengan alamat website idicianjur.org adalah cabang dari organisasi profesi kedokteran yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di wilayah tersebut.

BACA JUGA: Waspadai Peningkatan Penyakit Batu Ginjal, IDI Lombok Tengah Bagikan Informasi Pengobatan yang Akurat

IDI Cianjur berkomitmen untuk memberikan edukasi kesehatan dan konsultasi gratis kepada individu yang mengalami gangguan kesehatan.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Cianjur saat ini adalah dr. Ronny Hadyanto. Ia dilantik untuk memimpin organisasi ini pada periode 2021-2024.

BACA JUGA: Ketum TP PKK Tri Tito Karnavian Tinjau Baksos Kesehatan dan Pengobatan Gratis di Tangerang

Di bawah kepemimpinannya, IDI Cianjur berfokus pada pengembangan profesionalisme dokter dan peningkatan pelayanan kesehatan di wilayah Cianjur.

Ikatan Dokter Indonesia saat ini fokus untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait masalah penyakit vulvovaginitis serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya penyakit vulvovaginitis? Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Cianjur menjelaskan vulvovaginitis adalah kondisi peradangan yang terjadi pada vulva dandaerah kewanitaan, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor.

Berikut adalah penyebab utama terjadinya vulvovaginitis meliputi:

1. Adanya infeksi jamur

Salah satu penyebab vulvovaginitis yang paling umum adalah infeksi jamur ini.

Gatal, kemerahan, dan keputihan yang tebal dan berwarna putih, mirip keju cottage, adalah gejala yang biasanya muncul.

Penggunaan antibiotik yang membunuh bakteri baik di daerah kewanitaan sering menyebabkan infeksi ini.

2. Adanya infeksi bakteri

Infeksi bakteri dapat terjadi jika bakteri baik dan jahat di daerah kewanitaan tidak seimbang.

Bakteri seperti Gardnerella vaginalis bisa berkembang biak secara berlebihan, menyebabkan keputihan berwarna abu-abu yang berbau amis.

3. Penyakit menular seksual (PMS)

Vulvovaginitis dapat disebabkan oleh infeksi seperti klamidia, gonore, herpes, dan trikomoniasis, yang biasanya ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman dan bisa menyebabkan berbagai gejala, seperti nyeri dan keputihan yang tidak normal.

4. Faktor lingkungan

Kebersihan yang buruk, penggunaan pakaian ketat, atau bahan kimia dalam produk pembersih kewanitaan bisa mengiritasi kulit dan menyebabkan vulvovaginitis.

5. Atrofi pada daerah kewanitaan

Penurunan kadar estrogen, terutama setelah menopause, bisa menyebabkan penipisan dinding daerah kewanitaan yang mengarah pada gejala seperti kekeringan dan iritasi.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penyakit vulvovaginitis? Ikatan Dokter Indonesia (IDI) telah merangkum beberapa obat yang bisa mengatasi penyakit vulvovaginitis.

Berikut adalah beberapa obat yang direkomendasikan berdasarkan penyebab umum vulvovaginitis meliputi:

1. Obat Miconazole

Miconazole adalah obat antijamur yang bisa digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada area daerah kewanitaan dan membantu meredakan gejala gatal, iritasi, rasa terbakar, dan keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur.

2. Obat Clotrimazole

Untuk mengobati infeksi jamur, obat lain yang mungkin disarankan adalah clotrimazole.

Kutu air, kurap, dan panu adalah beberapa akibat infeksi jamur yang bisa diobati dengan clotrimazole.

3. Terapi Hormon

Terapi hormon, juga disebut sebagai terapi hormonal, pengobatan hormon, atau terapi endokrin, adalah jenis pengobatan yang menggunakan hormon sintetis untuk mengobati berbagai kondisi medis, seperti kanker, gejala menopause, dan masalah kesuburan.

Sebelum memulai pengobatan, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan terapi yang sesuai.

Untuk pengobatan yang aman dan efektif, obat-obatan harus disesuaikan dengan penyebab spesifik vulvovaginitis.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... IDI Praya Berikan Solusi dan Pengobatan yang Tepat Mengenai Epilepsi, yuk Disimak


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler