jpnn.com, KEBUMEN - Salah satu jenis alergi yang umum dan sering dialami oleh masyarakat Indonesia adalah alergi terhadap susu.
Sebab, alergi susu sapi menjadi alergi makanan yang banyak dialami oleh anak-anak.
BACA JUGA: Cegah Bahaya Retinopati, Simak Info Penting dari IDI Kota Ungaran
Selain itu, alergi susu adalah reaksi sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap protein dalam susu, sehingga menimbulkan gejala alergi.
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Kebumen dengan alamat website idikabkebumen.org adalah organisasi profesi yang mewakili para dokter di wilayah Kebumen, Jawa Tengah.
BACA JUGA: Info Penting dari IDI Jepara Soal Gangguan Mental ADHD Pada Anak dan Pengobatannya
IDI Kebumen berfungsi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, mendukung pengembangan profesionalisme dokter, serta memperjuangkan kepentingan anggotanya.
Organisasi itu juga menghadapi beberapa tantangan, termasuk keluhan kurangnya edukasi terkait kesadaran kesehatan pada masyarakat.
BACA JUGA: IDI Karanganyar Berbagi Tips Mengobati Wasir, Pertama Kenali Dulu Gejalanya
Saat ini selain melakukan penyuluhan, mereka sedang meneliti terkait gejala alergi susu yang terjadi pada tubuh.
Lantas apa saja penyebab terjadinya alergi terhadap susu serta pengobatan terhadap penderitanya secara tepat.
IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Kabupaten Kebumen menjelaskan alergi susu terjadi ketika sistem imun mengidentifikasi protein dalam susu sebagai ancaman.
Ini menyebabkan tubuh memproduksi antibodi dan melepaskan histamin serta zat kimia lainnya yang memicu gejala alergi.
Adapun gejala lainnya terjadinya alergi susu meliputi:
1. Reaksi imunologi
Sistem imun bereaksi berlebihan terhadap protein susu seperti kasein dan whey, memproduksi antibodi (Imunoglobulin E) yang menyebabkan reaksi alergi ketika terpapar protein tersebut.
2. Faktor keturunan dan usia
Riwayat keluarga yang memiliki alergi atau kondisi atopik (seperti asma atau eksim) dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami alergi susu.
Sekitar 40% bayi yang lahir dari ibu dengan riwayat alergi berpotensi mengalami alergi juga.
Selain itu, faktor usia juga mendukung terjadi adanya alergi.
3. Kontaminasi Silang
Paparan terhadap produk yang terkontaminasi oleh susu, meskipun dalam jumlah kecil, dapat memicu reaksi alergi pada individu yang sensitif. Ini sering terjadi di dapur yang digunakan untuk memproduksi berbagai makanan.
4. Kebersihan lingkungan yang buruk
Paparan terhadap alergen di lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan alergi. Penting bagi Anda untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Selalu cuci tangan sebelum makan serta banyak minum air putih untuk menjaga tubuh tetap dapat memenuhi kebutuhan cairan.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penderita alergi susu?
Untuk mengatasi gejala alergi susu, terdapat beberapa obat yang direkomendasikan dan dapat ditemukan di apotek.
Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Obat Antihistamin
Loratadine adalah jenis obat antihistamin yang dapat meredakan berbagai gejala alergi. Misalnya hidung meler, bersin-bersin, mata berair, ruam kulit yang terasa gatal, dan biduran.
Gejala alergi terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat tertentu, yang disebut alergen.
2. Obat Epinefrin
Obat ini juga dapat digunakan untuk untuk mengatasi reaksi anafilaksis yang parah, seperti sesak napas dan penurunan tekanan darah.
Obat ini diberikan melalui suntikan dan harus tersedia bagi mereka yang memiliki risiko tinggi mengalami reaksi alergi berat.
3. Susu Kedelai
Sebagai alternatif bagi mereka yang alergi susu sapi, susu kedelai bisa menjadi pilihan, tetapi harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter karena beberapa anak juga mungkin alergi terhadap kedelai.
Pengobatan untuk alergi susu harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, terutama pada anak-anak, untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.
Jika gejala muncul atau memburuk, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenali Bahaya Radang Paru-Paru, Simak Info Pengobatan yang Tepat dari IDI Grobogan
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, JPNN.com