IDI Mengungkap Penyakit yang Lebih Buruk dari Covid-19, Waspada!

Rabu, 01 September 2021 – 06:30 WIB
Ketua IDI Daeng M. Faqih mengingatkan sejumlah penyakit lain yang mengintai selain Covid-19. Ilustrasi warga menjalani swab test: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih mengingatkan sejumlah penyakit infeksi selain Covid-19 masih perlu diwaspadai.

Pasalnya, angka kasus penyakit yang biasa terjadi jelang musim hujan masih cukup tinggi.

BACA JUGA: IDI Ajak Warga Percepat Vaksinasi Covid-19 dan Lawan Disinformasi

"Jelang musim hujan ada penyakit infeksi seperti demam berdarah yang jumlah kasusnya banyak dan tingkat kematiannya masih tinggi sekali," ujar Ketua IDI Daeng dalam diskusi virtual pada Selasa (31/8).

Daeng memparkan selain demam berdarah, penyakit infeksi seperti tuberculosis atau TBC dan HIV juga memiliki tingkat kasus yang tinggi di Indonesia.

BACA JUGA: Rekomendasi PB IDI: Penerima Vaksin Sinovac Januari-April Disuntik Dosis 3

Bahkan, lanjut dia, jumlah kasusnya menduduki rangking lima besar di dunia.

"Ini belum termasuk beberapa penyakit yang sudah kami coba eradikasi seperti polio, namun di beberapa wilayah kasusnya masih tetap muncul ke permukaan," jelas Daeng.

BACA JUGA: IDI Minta Pemerintah Berikan Vaksin Booster bagi Umum, Ini Alasannya

Dia menyebutkan tingginya jumlah kasus penyakit infeksi di Indonesia seperti mematahkan pernyataan para pakar bahwa penyakit infeksi telah mengalami banyak penurunan dan banyak kasus mengarah pada penyakit gaya hidup.

Penyakit gaya hidup ini adalah jenis penyakit tidak menular, yang umumnya disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik, makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol berlebihan, konsumsi narkoba, dan merokok.

"Tetapi kenyataannya penyakit infeksi ini masih banyak, tidak hilang juga, malah bertambah penyakit akibat pandemi corona. Ini harus diperhatikan oleh masyarakat supaya lebih waspada," jelas Daeng.

Daeng mengatakan bahwa pandemi membuat permasalahan kesehatan di Indonesia saat ini semakin rumit dan tatanannya pun semakin besar, baik penyakit infeksi maupun gaya hidup.

Kendati demikian, Daeng mengingatkan ada empat hal yang harus kita jaga supaya tidak mudah sakit apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini.

"Yang pertama adalah perilaku, kemudian lingkungan, lalu daya tahan tubuh dan terakhir pelayanan kesehatan," ujar Daeng.

Dari keempat hal tersebut, Daeng menekankan pentingnya faktor perilaku dan lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan.

"Perilaku bersih sehat seperti mandi, cuci tangan adalah bagian dari perilaku untuk jaga diri tetap bersih. Maka kalau tubuh bersih kuman tidak akan mudah masuk ke tubuh kita. Kalau kita tinggalkan kebersihan diri maka akan bahaya sekali karena kuman, bakteri, dan virus jadi gampang masuk," papar Daeng.

Daeng menyarankan penggunaan sabun antiseptik yang bisa digunakan untuk membantu mengurangi mikroorganisme jahat yang mengganggu kesehatan.

"Yang kedua adalah faktor lingkungan, dengan mensanitasi dan disinfeksi lingkungan rumah, lingkungan kerja, bahkan lingkungan belanja supaya virus-virus itu tidak bertebaran," ujar Daeng.

Daeng menambahkan lingkungan rumah harus dibersihkan karena rumah sering terjadi kluster keluarga penularan Covid-19.

Selain itu Daeng mengingatkan untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjauhi kerumunan.

"Yang harus sering dibersihkan adalah barang-barang atau apapun yang sering disentuh keluarga dan anak-anak, seperti pintu, mebel, gawai juga. Jangan lupa secara rutin dilakukan pembersihan," ujar Daeng M. Faqih. (antara/jpnn)

 

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waketum PB IDI Tegaskan Penanganan Pandemi Bukan Hanya Soal Vaksin


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler