jpnn.com, ASMAT - Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham langsung bergerak untuk mengatasi masalah gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, Papua. Idrus yang baru Rabu lalu (17/1) dilantik menjadi menteri sosial, mengunjungi Agats, ibu kota Kabupaten Asmat, Sabtu (20/1) guna memastikan para warga setempat yang mengalami gizi buruk dan campak tertangani secara baik.
Sebagaimana siaran pers Kementerian Sosial (Kemensos), politikus Golkar itu mengatakan, saat ini sudah ada tim terpadu untuk menangani gizi buruk dan campak di Asmat. Menurutnya, penanganan terhadap warga Asmat penderita campak harus benar-benar tuntas.
BACA JUGA: Pilih IM Jadi Mensos, Jokowi Mengunci Golkar agar Tak Liar
"Yang perlu diperhatikan satu bulan sejak pertama ditangani, perawatan anak-anak ini harus tuntas. Sebab kalau tidak dikawatirkan akan kembali terulang," kata Idrus usai mengunjungi lokasi, Sabtu (20/01/2018).
Menurut Idrus, tim terpadu dari pemerintah berupaya maksimal menangani masalah kesehatan di Asmat. Namun, lanjutnya, kondisi geografis di Asmat yang sulit membuat belum semua warganya tersentuh layanan kesehatan.
BACA JUGA: Pesawat TNI AU Angkut Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Asmat
Namun, Idrus menegaskan untuk penyaluran bantuan pangan berjalan cukup baik. Kemensos menyediakan tiga ton beras untuk warga Asmat. “Bantuan ini sudah terdistribusi dengan baik," katanya.
Lebih lanjut Idrus mengatakan, Kemensos memiliki progam Komunitas Adat Terpencil (KAT). Program itu pula yang dioptimalkan di empat desa di Kabupaten Asmat. "Ke depan ini bisa ditingkatkan," kata Idrus.
BACA JUGA: Idrus Masuk Kabinet Bukan Jaminan Golkar Solid Dukung Jokowi
Seperti sudah ramai di pemberitaan, belasan warga Asmat dievakuasi ke RSUD Agats karena gizi buruk dan campak. Proses evakuasi dilakukan oleh satuan tugas (satgas) terpadu pada Jumat lalu (19/1).
Sedangkan Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat mengatakan, pihaknya akan menggenjot kepersertaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Asmat. Targetnya dari 391 menjadi 13.000 keluarga.
Menurutnya, program PKH bagi warga Asmat tidak hanya berupa batuan tunai, tetapi juga dibarengi pendampingan. “Saat ini baru ada sepuluh pendamping dari yang dibutuhkan sebanyak 56. Rasionya satu pendamping untuk 300 keluarga," kata Harry.(jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Sayang Golkar, Pilpres Berpotensi Mirip Pilgub Jatim
Redaktur : Tim Redaksi