IGI Ungkap Nasib Guru Produktif di Indonesia yang Semakin Terpuruk

Minggu, 09 Februari 2020 – 16:54 WIB
Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) M Ramli Rahim mengungkapkan fakta di lapangan bahwa banyak guru produktif di SMK nasibnya makin terpuruk.

Kondisi mereka sangat menyedihkan mulai dari hulu sampai hilir.

BACA JUGA: Pendaftaran PPG, Minat jadi Guru Produktif SMK Rendah

"Sungguh ironis di tengah upaya pemerintah menciptakan generasi yang siap kerja, guru-guru produktif SMK malah hidupnya menderita. Makanya istilah SMK Sastra itu menjadi tenar," kata Ramli dalam pesan elektroniknya, Minggu (9/2).

Dia mencontohkan seperti keluhan guru-guru produktif SMK di Sulawesi Barat.

BACA JUGA: SMK Kekurangan 18 Ribu Guru Produktif

Mereka sangat minim diberi pelatihan untuk pengembangan kompetensi profesional, baik oleh pemprov maupun kementerian. Akibatnya guru-guru tersebut banyak menghabiskan waktu untuk mencari solusi ketika gagal bereksperimen saat belajar otodidak.

Dampaknya, pengembangan kompetensi profesional mereka jadi lambat. Sedang di sisi lain perkembangan teknologi begitu cepat.

BACA JUGA: IGI: Seleksi CPNS dan PPPK dari Guru Honorer Harus Diperketat

"Akibatnya teman-teman guru produktif ini tidak banyak hal yang bisa mereka lalukan untuk membuat siswa kompeten. Padahal mereka ingin meningkatkan kompetensinya," ujarnya

Ramli mengungkapkan,, kebanyakan yang diselenggarakan adalah pelatihan pedagogik. Di mana anggaran pelatihannya sampai ratusan miliar per tahun yang diselengaraakan LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan).

Sebetulnya kata Ramli, guru-guru produktif itu tanpa pelatihan pedagogikpun bisa mengaksesnya lalu menguasai materinya. Mereka hanya berharap ada program pelatihan kompetensi profesional bagi guru-guru produktif.

Di mana setiap sekolah diwakili dua atau tiga guru produktif untuk diberikan pelatihan pengusaan kompetensi profesional secara maksimal.

Selanjutnya pendidik yang telah dilatih bertugas melatih guru di sekolah dan jurusannya masing-masing sebagai bentuk sharing and growing.

Ini untuk meningkatkan kompetensi profesional guru produktif di sekolah masing-masing.(esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler