IHSG Bertengger di Zona Hijau Lagi

Senin, 18 Mei 2015 – 21:03 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini berhasil menyentuh zona hijau setelah bergerak di rentang terbatas sepanjang perdagangan. Pada penutupan perdagangan sore ini (18/5) IHSG naik 10,715 poin (0,20 persen) ke level 5.237,811 dan indeks LQ45 bertambah 2,398 poin (0,26 persen) ke level 909,124.

Frekuensi transaksi perdagangan reguler hari ini (18/5) mencapai 191.565 kali dengan volume 4,023 miliar saham atau Rp 3,778 triliun. Sebanyak 161 saham naik, 130 saham turun, dan selebihnya stagnan.

BACA JUGA: IHSG Berpeluang Alami Penguatan Jangka Pendek

Saham-saham berhasil naik dengan nilai tertinggi (top gainers) antara lain, Inti Bangun Sejahtera (IBST) naik 485 (16,17 persen) ke level 3.485. Gowa Makassar (GMTD) naik 400 (4,44 persen) ke level 9.400. Unilever (UNVR) naik 350 (0,80 persen) ke level 43.850. Link Net (LINK) naik 300 (5,80 persen) ke level 5.475.

Sebaliknya, saham-saham turun dengan nilai paling dalam (top losers) di antaranya Gudang Garam (GGRM) turun 1.450 (3,12 persen) menjadi 45.050. United Tractors (UNTR) turun 700 (3,07 persen) menjadi 22.100. Maskapai Reasuransi (MREI) turun 610 (17,35 persen) menjadi 2.905. Inti Agri Resources (IIKP) turun 600 (21,43 persen) menjadi 2.200.

BACA JUGA: Surplus Neraca Perdagangan Gagal Angkat IHSG

Tim Analis PT Valbury Asia Securities menyatakan berbagai sentimen mewarnai pergerakan IHSG di awal pekan ini. Ekspor Indonesia tercatat turun 4,04 persen menjadi USD 13,08 juta dibandingkan ekspor bulan Maret 2015. Demikian pula jika dibandingkan dengan April 2014, ekspor mengalami penurunan sebesar 8,46 persen.

Sementara nilai impor Indonesia mencapai USD 12,63 miliar atau naik 0,16 persen dibanding Maret 2015. Namun jika dibanding April 2014 angkanya turun 22,3 persen. Impor nonmigas April 2015 tercatat USD 10,29 miliar atau turun 0,46 persen dibanding Maret 2015 dan lebih rendah 18,06 persen dibanding April 2014. Sedangkan impor mencapai USD 2,34 miliar atau naik 3,00 persen dibanding Maret 2015 dan turun 36,74 persen untuk skala tahunan.

BACA JUGA: IHSG Menguat saat Bursa Global Dilanda Sentimen Negatif

”Penurunan kinerja perdagangan Indonesia kian mencemaskan pelaku pasar saham di bursa Indonesia. Perlambatan ekonomi Indonesia telah memicu pelemahan atas nilai tukar rupiah. Kondisi dari nilai tukar yang fluktuatif akan mendorong kecemasan pelaku pasar,” ungkapnya, hari ini.

Dalam pekan ini pasar fokus pada rapat dewan gubernur Bank Indonesia (BI). Dalam rapat tersebut dipekirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan (BI rate). ”Namun demikian pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi akhir-akhir ini akan menjadi fokus pemangku pembuat kebijakan moneter Indonesia ini,” terusnya.(jawapos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Market Sulit Ditebak, Strategi Terbaik Trend Following


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler