IHSG Masih Uptrend, Ini Prediksi Support dan Resistance

Senin, 08 Agustus 2016 – 07:52 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi akan terus berlanjut. Hal itu akan didukung capital inflow ditambah rilis gross domestic bruto (GDP) positif.

Selain itu, cadangan devisa (cadev) menanjak dan inflasi terjaga menjadi petunjuk stabilitas ekonomi semakin kokoh. Itu kemudian akan memaksa pergerakan indeks  perkasa.

BACA JUGA: Menteri Budi Minta AP I Gerak Cepat Bangun Bandara Kulonprogo

“Tanda-tandanya, indeks masih akan melanjutkan apresiasi,” tutur Analis Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya di Jakarta kemarin.

William menjelaskan, indeks akan coba menggapai level resistance pada 5.458. Angka itu, sambung William, potensial bakal dijebol beberapa waktu mendatang. Apalagi, level terbawah masih di kisaran 5.366.

BACA JUGA: Laba Cabang Ternate Terus Meroket

Jadi, sambung William, indeks saat ini masih berada pada jalur uptrend. “Kalau pun terjadi koreksi sehat hendaknya bisa dimanfaatkan sebagai peluang melakukan akumulasi beli,” bebernya.

Sedangkan tim riset Sinarmas Sekuritas punya prediksi berbeda. Mengawali pekan ini, indeks dalam amatan Sinarmas akan bergerak mixed. Dalam fase itu, indeks akan mencoba mengorbit di kisaran support 5.388 dan resistence 5.486.

BACA JUGA: Kebijakan Menteri Susi Dikritik Akademisi

Kemudian, sejumlah saham bisa jadi bancakan koleksi. Antara lain Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Mandiri (BMRI), Summarecon Aguang (SMRA), dan Indofood Sukses Makmur (INDF).

Capital inflow sukses menabalkan indeks menjadi yang terbaik di tingkat global. Jumat akhir pekan lalu, indeks surplus 46,38 poin (0,86 persen) menjadi 5.420. Itu level tertinggi dalam sejarah indeks sepanjang tahun ini.

Dalam sepekan, aksi beli investor asing mencapai Rp 7,62 triliun. Alhasil, hingga saat ini total pembelian pemodal manca di pasar modal mencapai Rp 32,50 triliun.

Dengan hasil itu, artinya performa Indeks meroket 18,01 persen, menduduki ranngking pertama di antara bursa global.

Posisi kedua ditempati bursa Thailand yang naik 17,80 persen, dan Filipina (14,65 persen). Sedangkan indeks saham Dow Jones naik 4,25 persen ke level 18.352,05. Salah satu pendorong indeks, aksi beli investor asing belum terputus.

“Itu sebagai bukti, program pengampunan pajak (tax amnesty) mendapat respons positif para trader. Fund manager juga melihat Indonesia cukup seksi,” tambah Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana.

Aditya menambahkan, investor asing memandang harga saham di pasar modal Indonesia masih cukup murah. Rata-rata price earning ratio (PER) atau perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan di kisaran 13,1 kali.

Ditunjang faktor Inggris keluar dari Uni Eropa atau Britain Exit (Brexit) ikut memengaruhi bursa saham. Di mana, sejumlah negara menerapkan suku bunga rendah untuk menghadapi gejolak ekonomi global. (far/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 459 Pohon dari Wismilak Foundation untuk Hutan Mendiro


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler