JAKARTA - Penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) masih terus berlanjutPada penutupan perdagangan kemarin (31/8), IHSG kembali turun 17,681 poin (0,57 persen) ke 3.081,884
BACA JUGA: Matahari Kejar Target Transaksi Rp 4 T
"Tekanan jual yang melanda seluruh bursa-bursa utama di dunia mempengaruhi psikologis investor sehingga melakukan aksi jual," kata pengamat pasar saham Purwoko S.Ketidakpastian pemulihan ekonomi global diperkirakan memicu aksi jual dan migrasi dana ke pasar valas
BACA JUGA: Garuda Sulit Lepas Citilink
Indeks Shanghai Tiongkok turun 13,87 poin (0,52 persen) ke 2.638,80; indeks Hang Seng Hongkong melemah 200,73 poin (0,97 persen) ke 20.536,49; dan indeks Nikkei 225 anjlok 325,20 poin (3,55 persen) ke 8.824,06.Di BEI, penurunan tertinggi datang dari sektor consumer goods
BACA JUGA: Upayakan PLN Tak Sampai Impor Batubara
Koreksi terjadi hampir di seluruh saham-saham unggulan segala sektor, kecuali indeks saham keuangan yang masih positif"Transaksi cenderung agak sepi karena telah mendekati Lebaran dan wait and see menjelang pengumuman data inflasi besok (hari ini)," jelasnyaTransaksi asing mencatat penjualan bersih (foreign net sell) Rp 173,778 miliarPerdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi di seluruh pasar 97.574 kali pada volume 4,190 miliar lembar senilai Rp 3,560 triliunSebanyak 59 saham naik, 144 turun, dan 83 stagnan.
"Pergerakan IHSG besok (hari ini) sangat dipengaruhi bursa-bursa utama dunia yang seluruhnya yang kemungkinan masih dilanda tekanan jual, serta isi pengumuman data inflasi BPS," jelasnya.
Untuk rupiah, berdasar kurs tengah Bank Indonesia (BI) kemarin melemah ke Rp 9.041 per USD dibanding sehari sebelumnya Rp 9.005 per USD"Pelemahan rupiah di antaranya dipengaruhi koreksi mata uang Asia lain yang disebabkan kekhawatiran kondisi perekonomian global," tuturnya(luq/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Merpati Segera Disuntik Rp2,1 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi