jpnn.com - MALANG - Jual beli ijazah ternyata tidak hanya terjadi pada pendidikan formal, seperti SMA atau universitas. Di Kabupaten Malang, ijazah program kejar (kelompok belajar) paket B (setingkat SMP) dan paket C (setingkat SMA) terindikasi diperjualbelikan.
Untuk ijazah paket B, para peminat bisa mendapatkan itu dengan hanya membayar Rp 800 ribu. Lalu, yang ingin mempunyai ijazah paket C cukup menyediakan uang sekitar Rp 1,75 juta. Dengan uang sebesar itu, peminat tidak perlu mengikuti proses belajar dan tanpa mengikuti ujian nasional (unas) paket B maupun C.
BACA JUGA: Pelajar Tertangkap Curi Kotak Amal di Lokasi Kebakaran
Sindikat jual beli ijazah paket B dan C itu punya jaringan cukup kuat. Anggota sindikat tersebut terdiri atas pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) hingga pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Malang.
Guna mengetahui jual beli ijazah paket B dan C tersebut, Jawa Pos Radar Malang melakukan penelusuran. Untuk mendapat informasi secara detail, wartawan koran ini berpura-pura membeli ijazah kesetaraan di sebuah PKBM di Kecamatan Donomoulyo. Berdasar informasi, hulu dari transaksi jual beli ijazah kesetaraan tersebut adalah PKBM.
BACA JUGA: Baku Tembak dengan Polisi, Satu Begal Tewas
Di sebuah rumah yang digunakan sebagai PKBM berinisial HB di Desa Purwodadi, Donomulyo, wartawan koran ini diterima seseorang berinisial E. Dia adalah kepala sekolah PKBM HB. Setelah koran ini menyatakan ingin membeli ijazah, perempuan sekitar 50 tahun itu menyodorkan buku tamu. Kemudian, dia mencecar dengan pertanyaan, khususnya asal informasi pemesanan ijazah.
Setelah beberapa lama, E tidak menolak permintaan itu. Dia meminta agar melengkapi keperluan administrasi. Misalnya, mengisi formulir serta menyerahkan 6 lembar pas foto ukuran 3 x 4, 6 lembar pas foto 4 x 6, fotokopi KTP, dan legalisasi ijazah terakhir.
BACA JUGA: Rumah Damkar Terbakar
TP, seorang warga di Donomulyo, mengaku pernah memesan ijazah untuk salah seorang anaknya yang bekerja di Surabaya. Pada 2012, TP memesan ijazah paket C seharga Rp 1,75 juta kepada PKBM. Dia terpaksa memesan ijazah karena DW, anak tertuanya, bekerja di Surabaya. Saat diminta hadir dalam ujian, DW diwakili adiknya. (by/fir/JPNN/c4/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lima Bangunan Roboh Tergerus Longsor
Redaktur : Tim Redaksi