Ikan Langka, Beralih Konsumsi Telur dan Tempe

Kamis, 20 Juni 2013 – 11:26 WIB
TAKENGON--Cuaca ekstrim di Pesisir  mengakibatkan para nelayan tidak berani "melaut".Akibatnya,  sebagian Ibu Rumah Tangga (IRT) Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah (Ateng), beralih mengkonsumsi telur dan tempe. pasalnya, sejak dua pekan ini, pasokan ikan laut dari Aceh Pesisir ke wilayah bagian Tengah Aceh itu kian langka.
 
Namun pengakuan sejumlah warga yang berdomisili di daerah penghasil kopi arabika itu, kadangkala masih dapat mengkonsumsi ikan laut maupun ikan yang berasal dari Danau Laut Tawar (DLT). Pun demikian, dalam keseharian tidak sedikit warga lebih memilih mengkonsumsi telur dan tempe atau tahu untuk lauk nasi.
 
“Sudah dua pekan ini ikan laut dari Pesisir minim. Sehingga para IRT seperti saya lebih memilih membeli telur ayam ras dan tempe sebagai pengganti menu ikan di rumah saya,” keluh Inen Abil (30), warga kampung Pinangan Kecamatan Kebayakan Ateng, saat kemarin pagi ditemui Wartawan Rakyat Aceh disalah satu pusat perbelanjaan Pasar Inpres Takengon.
 
Dikatakan ibu beranak dua ini, meskipun ada pedagang yang menjajakan ikan laut tapi kondisinya sudah kurang bagus. “Ada sich para pedagang yang menjual ikan laut, tapi terlihat ikannya kurang segar,” ujar Inen Abil ini. Dengan kondisi ikan yang nampak tidak segar, IRT ini mengaku kurang tertarik untuk membeli.
 
Lebih lanjut kata dia, harga telur ras jumbo disebagian warung yang ia beli, saat ini sebanyak empat butir naik menjadi Rp 5 ribu. Namun, ada juga yang masih dibandrol sebutir Rp. 1000. "Saya juga heran kenapa setiap warung harganya berbeda. Tapi walau demikian tetap saja banyak konsumen membelinya," katanya.
 
Saat ia di Pasar Inpres Takengon, katanya, selain telur, tempe dan tahu juga laris manis. “Tempe dan tahu proteinnya hampir sama dengan ikan. Peralihan lauk ini, saya kira tidak masalah. Asalkan kandungannya sama dengan ikan,” akunya.
 
Hampir senada seperti yang diungkapkan Yanti (33). Warga Takengon ini mengaku akibat kelangkaan ikan, dirinya juga terpaksa membeli telur ayam. ”Memang sich harga telur naik, mau gak mau kami harus membelinya untuk mengganti lauk. Sudah 4 hari kami sekeluarga mengonsumsi telur dan mie instan sebagai pengganti ikan," kata Yanti.
 
Lain halnya dengan Inen Nir. IRT yang satu ini tetap berupaya menyelingi untuk membeli ikan walaupun harganya mahal. Namun, karena saat ini ikan laut langka dan harga melambung, sehingga dirinya juga memilih membeli telur dan tempe sebagai pengganti ikan sementara.  “Selama ini ikan menjadi menu makanan kami sekeluarga hampir setiap hari. Tapi, sejak dua pekan ini kami terpaksa menyelingi ke menu lain,” ujarnya.
 
Sementara Hery, seorang pedagang di Pasar Inpres mengaku stok ikan laut sudah berkurang sejak dua pekan lalu. Selain itu, stok ikan juga tidak ada. Kalaupun ada hanya stok lama yang diawetkan didalam es. "Sudah dua pekan lebih nelayan tidak melaut, lantaran ombak tinggi,"tutup Heri.(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penimbunan 3.500 Liter Solar Terbongkar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler