Ikatan Dokter Indonesia Berikan Informasi Pengobatan Mengenai Gangguan Kecemasan

Selasa, 17 Desember 2024 – 14:47 WIB
Anxiety disorder atau gangguan kecemasan adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan kecemasan dan ketakutan secara berlebihan yang sering mengganggu aktivitas sehari-hari. Ilustrasi: JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - TEKANAN hidup yang cukup tinggi bisa membuat seseorang mengalami gangguan kecemasan.

Menurut informasi dari IDI, anxiety disorder, atau gangguan kecemasan, adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan kecemasan dan ketakutan secara berlebihan yang sering mengganggu aktivitas sehari-hari.

BACA JUGA: Begini Komentar Ikatan Dokter Indonesia soal Program Vaksinasi Covid-19, Mantap!

Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menunjukkan bahwa sekitar 1 dari 10 orang di Indonesia mengidap gangguan mental.

Di lansir dari laman IDI Bengkulu, IDI adalah organisasi profesi yang menaungi para dokter di Indonesia.

BACA JUGA: Kenali 5 Penyebab Gangguan Kecemasan

Didirikan pada 24 Oktober 1950, IDI berfungsi untuk mengembangkan profesi kedokteran dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Organisasi IDI memiliki lebih dari 199.000 anggota dan berafiliasi dengan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

BACA JUGA: IDI Cirebon Bagikan Informasi Pengobatan Penyakit Salpingitis

Sekretariat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia beralamat di Jl. Dr. G.S.S.Y. Ratulangi No. 29, Menteng, Jakarta Pusat 10350, Indonesia.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai apa saja penyebab terjadinya gangguan kecemasan serta obat yang direkomendasikan bagi penderitanya.

Apa saja penyebab terjadinya gangguan kecemasan? Berbagai faktor yang saling berkorelasi bisa menyebabkan gangguan kecemasan, yang merupakan kondisi yang serius yang memerlukan pengawasan dan pengelolaan yang tepat.

Berikut adalah beberapa penyebab utama terjadinya gangguan kecemasan meliputi:

1. Faktor riwayat keluarga atau genetik

Mengalami gangguan kecemasan secara berlebihan bisa disebabkan oleh faktor genetik atau riwayat keluarga.

Ada bukti bahwa gangguan kecemasan bisa diwariskan dalam keluarga, meningkatkan kemungkinan seseorang mengalaminya juga.

2. Faktor lingkungan

Faktor utama lainnya adalah lingkungan. Mengalami stres seperti kekerasan dalam rumah tangga, kehilangan orang yang dicintai, atau kondisi lainnya bisa menyebabkan kecemasan berlebihan.

3. Adanya riwayat trauma

Pengalaman traumatis, seperti kecelakaan, pelecehan fisik atau seksual, atau peristiwa lainnya, bisa menyebabkan gangguan kecemasan.

Orang-orang yang mengalami trauma cenderung mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi.

4. Faktor perubahan gaya hidup

Jenis aktivitas, minat, serta pendapat seseorang dikenal sebagai gaya hidup.

Stres dan risiko gangguan kecemasan berlebihan bisa meningkat sebagai akibat dari perubahan besar dalam hidup, seperti pernikahan, perceraian dan kehilangan pekerjaan.

5. Ketidakseimbangan zat kimia di otak

Seseorang bisa mengalami gangguan kecemasan karena ketidakseimbangan zat kimia di otak, termasuk ketidakseimbangan neurotransmitter seperti serotonin dan noradrenalin.

Misalnya, rendahnya kadar serotonin sering dikaitkan dengan gejala kecemasan dan depresi.

Apa saja obat yang direkomendasikan untuk mengobati gangguan kecemasan?

Ikatan Dokter Indonesia telah merangkum beberapa obat yang bisa mengobati rasa cemas berlebihan.

Untuk mengobati gangguan kecemasan, terdapat berbagai jenis obat yang direkomendasikan.

Berikut adalah beberapa obat yang umum digunakan dalam pengobatan gangguan kecemasan meliputi:

1. Obat Alprazolam

Salah satu jenis benzodiazepine yang digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan dan serangan panik adalah alprazolam.

Ini bekerja dengan meningkatkan aktivitas GABA di sistem saraf pusat, meningkatkan risiko kecanduan.

2. Obat Lorazepam

Biasanya diresepkan untuk pengobatan jangka pendek, lorazepam, yang merupakan jenis obat benzodiazepine.

Obat ini juga akan meningkatkan fungsi gamma-aminobutyric acid (GABA), senyawa alami yang bertanggung jawab untuk mengurangi aktivitas sel saraf otak.

3. Obat Sertraline

Sertraline adalah obat terakhir yang diresepkan oleh dokter untuk mengatasi depresi.

Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan tertentu.

Jika mengalami gejala gangguan kecemasan, penting untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan dosis obat yang sesuai dengan kebutuhan individu.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 12 Tanda Gejala Gangguan Kecemasan


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler