jpnn.com, JAKARTA - “Datang paling awal, pulang paling akhir” merupakan prinsip Community Development Center ILUNI UI dalam menjalankan program ILUNI UI Peduli yang terintegrasi dengan program UI Peduli, ketika memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat penyintas bencana. Demikian yang terjadi ketika Palu, Sigi dan Donggala diguncang bencana gempa bumi, likuifaksi dan tsunami, 28 September 2018.
Bekerja sama dengan ILUNI UI wilayah Sulawesi Tengah, ILUNI UI Wilayah Kalimantan Timur dan RSCM-FKUI, ILUNI UI memberikan bantuan sejak H+2. Baik berupa tenda, kebutuhan hidup dan logistik lain, serta penanganan medis dan kesehatan bekerja sama dengan Emergency Medical Team RSCM dan FKUI, Dinas Kesehatan Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta rumah sakit setempat.
BACA JUGA: Debat Pertama: 3 Calon Ketum Baru Sepakat Bawa ILUNI UI Netral dari Politik
Ketua Umum ILUNI UI, Arief B Hardono, menyatakan hal ini bisa dilakukan dengan kolaborasi filantropis yang melibatkan banyak pihak.
BACA JUGA: Debat Pertama: 3 Calon Ketum Baru Sepakat Bawa ILUNI UI Netral dari Politik
BACA JUGA: 3 Calon Ketum ILUNI UI Telah Ditetapkan, Pemilihan Langsung Resmi Dimulai
“Gala Dana 100 Biduan dan 100 Hits untuk Palu, Sigi dan Donggala, yang diketuai oleh ibu Loemongga Kartasasmita, digelar pada 5 Oktober 2018, diprakarsai Kadri Mohamad alumni UI serta Komunitas Biduan yang dikomandani oleh Adib Hidayat, mendapat dukungan penuh dari Triawan Munaf, Kepala BEKRAF,” ujar Arief kepada media.
Donasi pun terkumpul mencapai Rp 19 miliar. Seluruhnya disalurkan untuk masyarakat penyintas bencana di Palu, Sigi dan Donggala, melalui berbagai program kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
BACA JUGA: BNI UI Half Marathon 2019 Himpun Dana untuk Bantu Mahasiswa Tetap Kuliah
Menurut Koordinator Program ILUNI UI Peduli, Endang Mariani, program direncanakan secara sistematis, berkesinambungan dan terukur.
Endang menjelaskan, “Secara garis besar, program terbagi dalam empat tahap dengan fokus prioritas yang berbeda. Di masa tanggap darurat, ILUNI UI memberikan dukungan tempat berteduh sementara, penanganan medis, logistik, bahan pokok dan dapur umum di kantong-kantong pengungsian. Penyediaan sarana umum berupa MCK dan sarana air bersih juga dilakukan oleh ILUNI FTUI hingga dukungan psikologis."
Pada tahap rekonstruksi dan rehabilitasi, ILUNI UI mulai membangun hunian sementara. Juga dukungan serta pendampingan psikososial dan psikoedukasi, berbasis sekolah, keluarga dan masyarakat secara lengkap. Tentu saja peran Dinas Pendidikan dan UPT setempat tidak kalah penting.
Memasuki tahap pemulihan dan normalisasi pasca bencana, ILUNI UI melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan berbagai pelatihan dan workshop yang diharapkan dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat.
Di bidang pelayanan kesehatan, ILUNI UI bekerja sama dengan RSCM-FKUI dan ILUNI FKUI, berupa program Rehabilitasi dan Mitigasi Bencana PASIGALA, yang terbagi dalam empat program besar meliputi pemberian donasi sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pelayanan kesehatan langsung ke masyarakat dalam bentuk bakti sosial, serta penelitian dan pengembangan.
Sementara itu, di bidang pendidikan, permintaan untuk melakukan pelatihan guru, terutama terkait penggunaan dan pengembangan media pembelajaran dan sistem belajar mengajar yang kreatif, inovatif dan inspiratif juga masih berdatangan.
Menjalankan seluruh rangkaian program yang cukup panjang, ILUNI UI tidak sendiri. Para relawan alumni UI Lintas Angkatan dan Lintas Fakultas bergantian datang dan tinggal di Palu, Sigi dan Donggala. Termasuk dukungan masyarakat dan pemerintah daerah setempat, hingga lembaga pendidikan dan sosial lainnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilihan Langsung Ketua Umum ILUNI UI 2019-2022 Siap Digelar
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha