jpnn.com, LOMBOK BARAT - PT Rezka Nayatama melakukan inovasi berkelanjutan di industri pertanian dengan meresmikan pabrik tepung glukomanan hasil olahan umbi porang.
Pabrik yang berlokasi di Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, ini merupakan pertama di Indonesia, yang memproduksi tepung glukomanan dengan kadar hingga 90%.
BACA JUGA: Ekspor Perdana, 50 Ton Porang Asal Riau Tembus Pasar Tiongkok
Selain itu, pabrik ini mengadopsi teknologi industri manufaktur 4.0. Mesin di pabrik ini mampu menyerap sebanyak 483 ton umbi porang setiap bulannya sebagai bahan produksi.
"Kami berkomitmen memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan industri pengolahan bahan makanan di Indonesia, terutama dalam memajukan pemanfaatan umbi
porang sebagai bahan pangan sehat yang berpotensi sebagai alternatif pengganti beras," ujar Samuel H. Siahaan, Direktur Utama PT Rezka Nayatama, Rabu (26/7).
BACA JUGA: Indonesia Kembali Ekspor Porang ke China
Selain menciptakan nilai tambah bagi produk pangan berbahan umbi porang, pabrik ini juga berperan dalam memenuhi kebutuhan tepung konjac dan glukomanan.
Melalui program kemitraan, lanjut Samuel, perusahaan ikut meningkatkan kesejahteraan para petani lokal, memberikan dampak positif bagi komunitas setempat.
BACA JUGA: Kementan Manfaatkan Teknologi Radiasi Sinar Gamma untuk Genjot Produksi Porang
Dengan proyeksi produksi sekitar 240 ton tepung glukomanan hingga kadar 90% per tahun, pabrik ini akan menjadi andalan dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri.
"Sekaligus menyediakan ekspor ke berbagai negara, seperti China, Jepang, Australia, Amerika Serikat, Eropa, Vietnam, dan Thailand," tutur Samuel.
Beroperasinya pabrik olahan porang ini tidak hanya berdampak positif dalam hal ketahanan pangan dan ekspor, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan impor terhadap tepung konjac dan glukomanan.
Selain itu, pabrik ini menciptakan lapangan kerja dan berperan penting dalam menyerap hasil bumi garapan para petani lokal.
"Kami percaya bahwa kehadiran pabrik ini akan berperan signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional terutama di sektor pertanian dan industri pangan," ungkapnya.
Pada acara peresmian pabrik juga dilakukan penyerahan sertifikat lahan SHGB (Sertifikat Hak Guna Bangunan) No.0009, tertanggal 18 Agustus 2020 oleh Mahatma Ilham Panjaitan, dari PT Rezka Nayatama kepada negara melalui Budi Sitomurang, selaku Staff Ahli Menteri ATR/Kepala BPN bidang pengembangan kawasan.
Pabrik ini memiliki luas sekitar 1 hektare dan dilengkapi dengan lebih dari 600 titik sensor untuk memantau kondisi umbi porang dari masuknya bahan baku hingga proses pemotongan, pengeringan, pemurnian, dan pembungkusan tepung ke dalam kemasan.
Penerapan teknologi 4.0 di sini menjamin kualitas produk PT Rezka Nayatama memenuhi standar mutu terbaik di industri pangan.
Rencananya, pabrik ini akan beroperasi penuh pada Oktober 2023 dengan target produksi sebesar 20 ton tepung glukomanan per bulan. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh