Kementan Manfaatkan Teknologi Radiasi Sinar Gamma untuk Genjot Produksi Porang

Kamis, 17 Februari 2022 – 19:18 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendorong pengembangan porang sebagai komoditas ekspor. Foto: Dokumentasi Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menggenjot pengembangan porang sebagai komoditas ekspor.

Hal ini sejalan dengan salah satu program prioritas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan menggairahkan industri pengolahan porang guna menjamin kesejahteraan petani dan menambah nilai ekspor pertanian.

BACA JUGA: Gus Jazil: Porang Menjanjikan, Nilai Ekspornya Saja Hampir Rp 1 Triliun

“Di pasar ekspor, porang banyak dicari sebagai bahan makanan dan industri obat juga kecantikan, sehingga harga porang pun menjadi sangat menjanjikan bagi petani," ujar Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi.

Terkait hal itu, Kementan menggelar webinar bimbingan teknis dan sosialisasi Propaktani yang membahas pemanfaatan teknologi radiasi sinar gamma guna meningkatkan produktivitas dan kualitas porang.

BACA JUGA: Mantap! BNI Alokasikan KUR untuk Petani Porang

Kepala Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir BRIN Roziq Himawan menjelaskan porang mengandung glucomannan tinggi yang sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan diekspor sebagai bahan baku industri.

"Pemanfaatan teknik mutasi radiasi sinar gamma dapat dilakukan untuk perbaikan varietas porang," kata Roziq pada webinar yang bertajuk Pemanfaatan Teknologi Radiasi Sinar Gamma untuk Mendukung Kesuksesan Agribisnis Aneka Produk Berbasis Porang, Kamis (17/2).

BACA JUGA: Bertandang ke Madiun, Presiden Jokowi Dorong Industri Porang Siap Ekspor Produk Olahan

Menurutnya, melalui perbaikan varietas porang bertujuan meningkatkan produktivitas umbi, peningkatan kadar glucomanan pada umbi, perbaikan ketahanan terhadap hama dan penyakit, dan perbaikan ketahanan terhadap kekeringan.

Kepala Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir, Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Kristejo Kurnianto memaparkan fakta tentang produk pangan mempunyai sifat mudah busuk dan cepat rusak, sehingga banyak terbuang sebelum sampai pada konsumen atau negara tujuan ekspor.

Karena itu, iradiator gamma dapat menjadi solusi dalam sterilisasi dan pengawetan makanan, obat-obatan serta produk medis.

“Keunggulan teknik iradiasi untuk proses pengawetan dan sterilisasi di antaranya sinar gamma berdaya tembus tinggi, dapat mencapai titik target terdalam pada produk. Proses sederhana pada temperatur kamar, sehingga bentuk dan warna produk tidak berubah," jelasnya.

Pemanfaatan teknologi tersebut tidak memakai bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan.

"Tidak meninggalkan radiasi dan bahan kimia beracun pada produk. Proses terbukti aman, sudah dimanfaatkan lebih dari 50 tahun," papar Kristejo.

Narasumber lain, Direktur Operasi dan Teknologi Informasi Persero PT Pos Indonesia Hariadi menerangkan terkait persyaratan ekspor tumbuhan dan produk tumbuhan dari dalam wilayah Indonesia tumbuhan untuk ekspor tumbuhan dan produk tumbuhan, seperti phytosanitary certificate (PC) yang diterbitkan Badan Karantina Pertanian.

"Sertifikat ini dikeluarkan melalui tempat pengeluaran yang telah ditetapkan, dilaporkan dan diserahkan kepada pejabat karantina tumbuhan di tempat pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina tumbuhan," terangnya.

Perlu diketahui, Kementan dalam pemanfaatan teknologi radiasi sinar gamma ini bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI).

Anggota Divisi Pengembangan SDM ISWI Tri Murni Soedyartomo mengungkapkan agribisnis porang dengan strategi peningkatan skala usaha, kualitas sumber daya manusia, pola kemitraan, dan penggunaan kemasan yang berkualitas.

Selain itu terkait waktu tanam, Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun memaksimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada.

"Memanfaatkan radioisotope dapat membuat benih unggul, dapat mendeteksi penyerapan pupuk, dan dapat mengawetkan buah," ujarnya.

Sebagai informasi, saat ini ada 20 ribu hektare lahan di Indonesia yang ditanami porang dan diyakini luasannya terus bertambah.

Porang sudah diekspor ke 16 negara dengan negara tujuan terbesar Tiongkok, Thailand, dan Vietnam dalam bentuk chips, tepung dan lainnya.

Tahun lalu, sebanyak 19.800 ton porang diekspor dengan nilai Rp 880 miliar. (mrk/jpnn)

 


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler