jpnn.com, MALANG - Setelah melakukan grand launching branding wisata di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang all out mengenalkan objek wisata.
Saran Menteri Pariwisata Arief Yahya diikuti. Baliho branding promosi wisata langsung dipasang di beberapa kantor kecamatan dan kantor desa se-Kabupaten Malang.
BACA JUGA: Ayo Nikmati Cokelat Asli Gunung Purba di Nglanggeran
Selain baliho, beberapa media promosi seperti spanduk, umbul-umbul dan berbagai media promosi lainnya juga terpasang di beberapa titik. Media promosi tersebut, bertuliskan selogan wisata “Kabupaten Malang, The Heart of East Java”.
Strategi yang diterapkan Bupati Malang, Dr H Rendra Kresna adalah menjaring wisatawan lokal terlebih dahulu. Harapannya, secara otomatis, masyarakat akan bangga terhadap wisata Kabupaten Malang. Kemudian, mereka mengenalkannya melalui sanak saudara, hingga media sosial.
BACA JUGA: Solo Festival Gamelan 2017 Ikut Heboh di Dunia Maya
“Bayangkan sebanyak tiga juta masyarakat Kabupaten Malang berwisata di daerahnya sendiri. Income sektor pariwisata akan melimpah. Kami berupaya menarik wisatawan lokal dulu. Setelah itu nanti mereka yang akan mempromosikan ke luar,” ujar Bupati Rendra, Senin (8/5).
Bupati Rendra menambahkan, untuk mempromosikan pariwisata ke dunia luar, harus dibangun kebangaan di masyarakat itu sendiri. Sehingga, saat tiba waktunya wisatawan asing masuk, masyarakat Kabupaten Malang sudah siap.
BACA JUGA: Horee... Warga Bekasi Menangkan Undian Mobil Semargres 2017
"Karena itu, upaya promosinya dengan memasang media promosi branding wisata Kabupaten Malang di aset pemerintah dulu. Nanti tiba saatnya kami akan gencar mempromosikan wisata kami ke dunia luar," tutur Bupati Rendra.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara menambahkan, promosi wisata Kabupaten Malang juga dilakukan dengan mengikuti berbagai pameran. Sedangkan pameran wisata dilakukan di beberapa daerah, maupun event yang diadakan Kementerian Pariwisata.
“Dalam melakukan pameran, kami selalu menggandeng pelaku usaha wisata. Seperti pemilik wisata, travel, hotel, resto dan masyarakat pengelola wisata,” ujar Arya.
Selain itu, pihaknya juga mempromosikan melalui website, media nasional, agent travel, situs dan media sosial. “Kalau promosi melalui medsos memang perlu dilakukan. Apalagi banyak wisatawan maupun pengunjung yang share potensi wisata Kabupaten Malang melalui medsos,” pungkas Arya.
Menpar Arief Yahya sebelumnya mengajak pemerintah daerah dan para pelaku usaha bidang turisme untuk serius menggarap branding. Menurutnya, branding merupakan hal penting dalam mengenalkan destinasi wisata ataupun industri penunjangnya.
"Branding merupakan bentuk janji kepada konsumen atau wisatawan. Apabila branding itu direalisasikan, maka menjadi sebuah reputasi bagi daerah,” ujar Menpar Arief Yahya.
Arief lantas mencontohkan branding untuk mendongkrak Ubud. Sebuah kecamatan di Kabupaten Gianyar, Bali itu menggunakan branding Ubud: The Heart of Bali. Branding itu ternyata mengena karena Ubud memiliki produk, peoses dan filosofi produk yang mengutamakan alam dan budaya. “Sudah tertanam dalam benak konsumen atau wisatawan bahwa Ubud menjadi The Heart of Bali,” tutur pria asal Banyuwangi ini.
Arief pun mengingatkan pemda dan pelaku industri wisata bahkan branding merupakan bagian dari investasi. “Jadi bukan cost. Return-nya (branding, red) akan lebih besar di masa yang akan datang,” ujar peraih penghargaan Marketeer of the Year 2013 dari MarkPlus itu.
Khusus Kabupaten Malang, Menpar Arief Yahya juga mengharapkan pemerintah daerah yang dipimpin Rendra Kresna itu lebih giat dalam mengembangkan potensi pariwisatanya. “Karena presiden telah memutuskan Sepuluh Bali Baru, sala satunya kawasan Bromo-Tengger-Semeru,” harapnya. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Kembangkan Destinasi Taman Sungai Mudal Kulonprogo
Redaktur : Tim Redaksi