jpnn.com - SURABAYA – Keputusan pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) per 19 Januari lalu turut memotong harga jual semen. Meski demikian, hal itu tidak sepenuhnya menurunkan harga properti yang diproyeksikan naik 10 persen pada 2015.
Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur (Jatim) Totok Lucida menerangkan, dengan adanya penurunan harga BBM dan semen, kenaikan harga properti direvisi menjadi 5 persen. ’’Namun, kenaikan itu masih akan dikaji lebih lanjut mengingat penurunan komponen tersebut belum menyumbang signifikan terhadap harga properti,’’ katanya, Rabu (21/1).
BACA JUGA: Marwan Dorong Perusahaan Programkan CSR untuk Pemberdayaan Desa
Dia menyebut harga semen dari pabrikan BUMN turun Rp 3.000 per sak dan semen produksi swasta Rp 2.400. Tahun ini, terang Totok, pengusaha properti bakal meminta kepastian kepada pemerintah untuk ketetapan harga komponen yang memengaruhi harga.
’’Pengusaha menuntut kepastian jangka waktu penentuan fluktuasi harga BBM yang akan berimbas pada komponen lain. Misalnya, harga semen, besi, dan aluminium,’’ ujarnya.
BACA JUGA: Perumnas Masih Bisa Pertahankan Rumah Murah
Bukan hanya itu, lanjut Totok, tingginya kurs dolar dan kenaikan suku bunga bank yang berlaku pada Februari juga membuat bisnis properti ikut tertekan. Akibatnya, banyak pengusaha yang wait and see. Dia juga menyatakan, saat ini pengembang tidak akan menurunkan harga untuk melindungi end user yang membeli lebih dulu.
Secara terpisah, Corporate Secretary PT Semen Indonesia Agung Wiharto menjelaskan, penurunan harga semen terjadi karena biaya produksi ikut turun. Kenaikan BBM November lalu ikut mengerek biaya produksi perseroan, terutama di unit transportasi yang mengakibatkan lonjakan 2–3 persen.
BACA JUGA: Jangan Loloskan Pemilik Rekening Gendut jadi Dirjen Pajak
’’Biaya transportasi berkontribusi 17 persen terhadap biaya produksi. Selain itu, batu bara mengambil porsi 27 persen dan listrik 11 persen,’’ ungkapnya.
Menurut Agung, penurunan harga semen tidak akan memengaruhi tingkat konsumsi. Sebab, semen bakal dibutuhkan konsumen saat ada proyek. Namun, dia optimistis tahun ini pasar lebih bergairah jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Sementara itu, Finance Director PT Holcim Indonesia (Holcim) Kent Carson menyatakan, penurunan harga semen akan berpengaruh pada seluruh produsen semen. ’’Sebagai bagian dari industri ini, kami akan mengambil tindakan sesuai arahan dan akan menyesuaikan harga,’’ ujarnya kemarin.
Carson optimistis Holcim dapat bersaing dengan produsen semen lain dengan penurunan harga tersebut. Namun, revisi harga membuat perseroan harus terus meninjau area-area penghematan lain.
Hal itu dilakukan untuk membantu meringankan dampak penurunan harga jual terhadap kinerja perusahaan milik Swiss tersebut. ’’Selain itu, untuk mengantisipasi terbukanya berbagai pembangunan infrastruktur sebagai akibat penurunan harga ini,’’ lanjutnya. (jawapos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Larangan Pemberian Bantuan BPJS Kesehatan Untuk Perokok Diprotes
Redaktur : Tim Redaksi