jpnn.com, JAKARTA - Presiden The International Chamber of Commerse (ICC) Indonesia Ilham Akbar Habibie, menyatakan revolusi industri 4.0 tidak sepenuhnya harus dipaksakan berlaku di Indonesia.
"Di Indonesia belum bisa semua dijadikan industri 4.0 tapi wajib memahaminya. Sebab, basis terbesar kita adalah industri kecil menengah. Meski sudah banyak industri usaha kecil menengah (UKM) kita yang menggunakan ekonomi digital," terang Ilham di sela-sela Forum CEO Asia Pasifik ke-5 di Jakarta, Selasa (12/3).
BACA JUGA: Industri 4.0 Jadi Peluang Pacu Pertumbuhan Ekonomi
Dia mencontohkan industri rumah tangga yang mengandalkan mekanisasi atau industri 1.0. Demikian juga UKM yang menggunakan listrik atau industri 2.0. Selain itu banyak juga yang menggunakan komputer atau industri 3.0. Sementara yang menggunakan data atau industri 4.0 jumlahnya sangat minim.
"Di Indonesia pelaku usaha kita masih didominasi industri 3.0, 2.0 dan 1.0. Namun, mereka harus melek industri 4.0 juga biar paham dengan perkembangan teknologi. Apalagi banyak UKM yang pemasarannya sudah menggunakan ekonomi digital," terangnya.
BACA JUGA: Pelaku Usaha Kecil Harus Bisa Masuk Revolusi Industri 4.0
BACA JUGA: 2021, Jawa Barat Bakal Punya Kereta Cepat Pertama se-ASEAN
ICC, lanjutnya, mendorong usaha-usaha ekonomi digital untuk bergabung. Ini agar posisi tawar usaha ekonomi digital Indonesia makin tinggi di kancah perdagangan internasional.
BACA JUGA: Menaker Minta Perguruan Tinggi Miliki Dua Orientasi
"ICC ini serupa organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bidang perdagangan. Anggota kami sekitar 100 perusahaan yang didominasi oleh perbankan dan kantor hukum. Target 2019, kami akan menggandeng usaha-usaha ekonomi digital agar bargaining position-nya makin kuat," tandasnya.
Sekretaris ICC John WH Denton AO menambahkan, dalam forum CEO ICC mempertemukan para pemimpin Asia Pasifik untuk membahas masa depan peluang bisnis, investasi, dan perdagangan yang akan dipengaruhi oleh isu-isu global. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 3D Printer Industri 4.0 Besutan Inspira Academy Bidik Segmen Pelajar
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad