jpnn.com, JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mendukung penuh hadirnya industri 4.0. Inspira Academy sebagai produsen 3D printer, bakal memproduksi 3D printer dengan harga terjangkau untuk membidik pasar pelajar.
Keterlibatan para pelajar sejak dini diharapkan akan mempercepat terbentuknya ekosistem industri 4.0.
BACA JUGA: Jokowi Ingatkan Keluarga Besar NU soal Tantangan di Era Revolusi 4.0
Menurut Founder Inspira Academy Sugianto Kolim ada lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem industri 4.0, yaitu IoT, Artificial Intelligence (AI), Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.
Penerapan industri 4.0 juga merupakan upaya untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada proses produksi.
BACA JUGA: Talk Fusion Sambut Baik Peluncuran Satelit Nusantara Satu
Dampak era industri 4,0 atau ekonomi digital ini juga mampu menciptakan kebutuhan tenaga kerja yang melek teknologi digital sekitar 17 juta orang.
Rinciannya, sebanyak 4,5 juta orang adalah talenta di industri manufaktur dan 12,5 juta orang terkait jasa sektor manufaktur.
BACA JUGA: Menperin Raih Herman Johannes Award Bidang Industri 4.0
Dengan potensi pasar tersebut, Inspira Academy sebagai produsen 3D Printer, perangkat pendukung industri 4.0 akan membidik produk 3D printernya untuk kalangan pelajar yang jumlahnya mendekati 50 juta orang.
Dalam beberapa tahun mendatang, lanjut Sugianto, diharapkan sebagian besar dari mereka menjadi seorang professional. Dengan harga lebih ekonomis pula, diharapkan 5% pelajar Indonesia dapat memiliki 3D printer sendiri.
Untuk mewujudkan target tersebut, Sugianto akan terus mendorong harga 3D printer lebih terjangkau lagi.
“Kami sedang dalam proses membangun pabrik 3D printer lokal. Saat ini kami sedang berdiskusi dengan beberapa investor, modal ventura serta CSR perusahaan untuk mendorong produksi masal. Kami targetkan kapasitas produksi sekitar 1000 unit per bulan," terang dia.
"Kami juga akan melakukan edukasi dan penyerapan teknologi ini di dunia pendidikan dan profesional. Dengan produksi masal diharapkan di tahun mendatang harga bisa turun di sekitar Rp. 4 jutaan bahkan lebih rendah. Harga 3D printer saat ini berkisar antara Rp10 juta sampai Rp40 jutaan,” tegas Sugi.
Menurut Sugianto, para siswa atau pelajar harus mulai diedukasi sehingga mereka akan familiar dengan industri 4.0.
"Bisa kita bayangkan, mereka belajar mendesain mainan sendiri, atau pra karya, kemudian langsung di print menggunakan 3D printer yang akan menghasilkan desainnya dalam bentuk tiga dimensi. Ini akan memacu mereka lebih kreatif dan belajar membuat produk secara riil. Bisa jadi dari hasil karya riil mereka bisa bernilai ekonomis, misalnya dipasarkan secara online atau dijajakan pada temannya,” ungkap Sugianto.
Terkait penguatan sumber daya manusia, Inspira Academy sedang mempersiapkannya melalui program #100inovatorIndonesia.
Sejak dibuka awal tahun ini, program pencarian #100innovatorIndonesia, kuotanya menurut Sugianto sudah 60 persen terpenuhi, sisa 40 persen lagi.
“Nah, bagi Anda yang merasa tertantang untuk menjadi sang innovator industri 4.0 segera mendaftarkan diri lewat www.inspira.academy/100inovatorIndonesia, kuotanya tinggal sedikit lagi,”papar Sugianto.
Dalam program tersebut, lanjutnya, mereka akan dibekali pendidikan desain dan cetak 3D secara gratis dan kesempatan untuk mendapatkan 3D printer dengan harga subsidi.
Kedepannya ilmu cetak 3D ini akan diaplikasikan ke dunia robotik dan STEAM.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: e-commerce Tidak Akan Mematikan Toko Offline
Redaktur & Reporter : Yessy