Spesies baru ini terpisah dari sepupu terdekatnya oleh dua sungai, yakni Sungai Kongo dan Lomami. Konservasionis menganggap penemuan ini makin menunjukkan pentingnya perlindungan satwa liar yang beragam di negara tersebut.
Dijelaskan BBC Nature, Rabu (13/9), kontak pertama dengan monyet tersebut terjadi ketika mereka menemukan seekor betina remaja yang disimpan di kandang oleh direktur sekolah dasar kota Opala. Lesula -nama yang umum digunakan di kalangan pemburu lokal- dibawa ke pusat perawatan dan dipantau oleh para ilmuwan.
Selama penyelidikan di daerah setempat, tim menemukan beberapa monyet sejenis yang dipelihara. Penemuan itu lantas dipublikasikan dalam jurnal online Public Library of Science dengan nama latin lomamiensis Cercopithecus. "Kita tidak membayangkan betapa pentingnya penemuan biologis ini," kata Dr John Hart dari Yayasan Lukuru, yang memimpin proyek tersebut.
Diperkirakan habitat monyet itu sekitar 6.500 mil persegi di Kongo. Karenanya muncul kekhawatiran hewan ini rentan terhadap tekanan manusia, seperti perburuan daging. Namun wilayah tersebut kini dalam tahap akhir untuk dinyatakan sebagai kawasan lindung Lomami National Park.
"Penemuan lesula telah memperpanjang pengetahuan kita tentang evolusi dan ekologi monyet Afrika, dan khususnya telah menegaskan pentingnya wilayah yang sebelumnya kurang dikenal untuk keanekaragaman primata," pungkasnya. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konservasi Internasional Rilis Daftar Spesies Terancam Punah
Redaktur : Tim Redaksi