ILUNI UI Sebut Dana Abadi jadi Solusi Mendukung Pembiayaan Pendidikan Tinggi

Sabtu, 06 Juli 2024 – 06:39 WIB
Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) menyampaikan pandangan terkait dana abadi pendidikan dari hasil survei terhadap mahasiswa aktif dan dosen UI. Foto: dok ILUNI UI

jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) menyampaikan pandangan terkait dana abadi pendidikan dari hasil survei terhadap mahasiswa aktif dan dosen UI.

Hal itu disampaikan ILUNI UI saat dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama tiga Ikatan Alumni (IKA) Perguruan Tinggi lainnya dan Panitia Kerja (Panja) Pembiayaan Pendidikan Komisi X DPR RI bertempat di Ruang Rapat Komisi X DPR RI Gedung Nusantara I pada Rabu, 3 Juli 2024.

BACA JUGA: Ajukan Diri Sebagai Amicus Curiae, Begini Permintaan Ketua ILUNI UMB Kepada MK

Rapat tersebut mengangkat pandangan dan usulan masing-masing perwakilan ikatan alumni terhadap arah kebijakan pendidikan nasional saat ini dan ke depan, serta pandangan dan gagasan reformulasi anggaran pendidikan, termasuk strategi pembiayaan pendidikan.

Ketua Umum ILUNI UI Didit Ratam menyampaikan bahwa pentingnya sinergi antarperguruan tinggi.

BACA JUGA: ILUNI UI Gaungkan Ruang Politik Sehat, Once Mekel Bilang Begini

ILUNI UI pun mengusulkan peningkatan kompetisi sehat antar universitas, misalnya mempertandingkan proposal dalam kompetisi penerimaan dana bantuan (hibah) dan juga perguruan tinggi perlu bekerja sama dan saling bersinergi dalam penelitian, memanfaatkan teknologi, forum diskusi dan lain sebagainya.

“ILUNI UI menegaskan pentingnya dukungan Komisi X DPR RI terhadap regulasi insentif keringanan pajak dalam bentuk tax deductibility atas donasi yang diberikan oleh wajib pajak perseorangan/perusahaan untuk menumbuhkembangkan dana abadi dan donasi lainnya bagi perguruan tinggi,” ujar Didit.

ILUNI UI memahami bahwa dana yang berasal dari APBN dan APBD tidak dapat sepenuhnya memenuhi kebutuhan perguruan tinggi di Indonesia.

Di samping bantuan pemerintah Perguruan Tinggi harus aktif mencari alternatif sumber pembiayaan lainnya dan bantuan dari berbagai pihak dan mengelola dana abadi dan donasi dengan baik.

Oleh karena itu, pengelolaan dana harus dilakukan secara transparan agar mempermudah dalam pengawasannya.

"Kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik serta sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan oleh dosen dan mahasiswa juga hal yang sangat penting yang harus diperhatikan, termasuk inovasi kurikulum," ujar Didit.

Di samping itu, ILUNI UI juga mengusulkan penggiatan akses online learning sehingga dapat menjangkau mahasiswa lebih luas dengan biaya lebih murah.

Perguruan Tinggi juga perlu meningkatkan kegiatan aktif para alumni untuk memberikan workshop, seminar, training, mentoring, diskusi, dan juga bantuan serta kerja sama dari industri untuk penelitian dan pemanfaatan teknologi pada perguruan tinggi.

ILUNI UI mengingatkan agar sekolah dan universitas memperhatikan fasilitas bagi penyandang disabilitas agar pendidikan dapat dinikmati lebih baik bagi penyandang disabilitas.

"Beasiswa bagi mahasiswa yang membutuhkan tetap perlu disalurkan dan ILUNI UI menggagas adanya kontribusi (timbal balik) penerima beasiswa terutama dari program pascasarjana (seperti LPDP) yang dapat dirasakan secara langsung bagi dunia pendidikan seperti membantu penelitian, menjadi dosen tamu, memberikan pelatihan, diskusi dan lain sebagainya," beber Didit.

Turut hadir Ketua Umum ILUNI UI Didit Ratam, Almaida Askandar (Wakil Ketua Policy Center ILUNI UI), Catherine (Anggota Policy Center ILUNI UI), Muhammad Fakhri Muzaffar Abrar (Mahasiswa UI), Annisa Cinta (Mahasiswa UI), dan dihadiri pula Gembong Primadjaja (Ketua Umum IA-ITB), Andi lrman (Ketua YAPI IPB), serta Tarsisius Tukijan (Alumni UNIKA Atma Jaya).(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler