IMA Apresiasi Agresivitas Marketing Go Digital Kemenpar

Senin, 20 Februari 2017 – 12:39 WIB
Arief Yahya. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Indonesia Marketing Association (IMA) memberikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang melakukan terobosan go digital dalam mengelola pariwisata di Indonesia.

Statement itu diungkapkan Ketua Umum IMA Arif Wibowo yang juga Dirut PT Garuda Indonesia itu dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Indonesia Marketing Association (IMA) di Hotel Platinum Balikpapan, 18-19 Februari 2017.IMA Apresiasi Agresivitas Marketing Go Digital Kemenpar

BACA JUGA: Destinasi MICE Mulai Jadi Primadona

”Saya salut dengan agresivitas Kemenpar melakukan digitalisasi di bidang pariwisata. Hal ini sudah dilakukan oleh Kemenpar dan terus digaungkan Kemenpar ke daerah. Ini hal yang sangat benar dilakukan Kemenpar dalam proses berpromosi dan bersaing di era seperti sekarang, ini cara marketing yang tepat di era digitalisasi,” ujar Arif Wibowo seraya menyebut go digital sebagai keniscayaan.

IMA menggelar rakernas dan seminar dengan mengusung tema New Marketing: From Traditional to Digital. Program digitalisasi di lingkungan Kemenpar sendiri sudah disosialisasikan kementerian di bawah kepemimpinan Arief Yahya itu kepada seluruh stakeholder pariwisata.

BACA JUGA: Thai Airways Segera Tambah Penerbangan ke Indonesia

Bahkan, Menpar Arief Yahya sendiri membawa gerbong Kemenpar melompat jauh menuju target menjaring 20 juta wisatawan di 2019. Jika dengan cara biasa, akan sulit menembus target yang luar biasa.

“Hasil yang luar biasa hanya bisa ditempuh dengan cara yang tidak biasa. Cara yang di luar kebiasaan itu salah satunya adalah Go Digital!” terang Arief.

BACA JUGA: Festival Pesona Bau Nyale Makin Inovatif

Dia menargetkan, pada 2016 ini mencapai target kunjungan 12 juta. Mereka bakal dihadapkan dengan target 2017 yang semakin fantastic, yakni 15 juta atau naik 25 persen dari sebelumnya.

Jurus ini juga sudah dibahas ratusan stakeholder pariwisata nasional pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ketiga Pariwisata 2016 di Ecovention, Ecopar Ancol, Jakarta, 15-16 September 2016.

Go Digital Be The Best sudah diangkat menjadi harapan baru untuk naik panggung sebagai the best digital marketing in the world, nomor satu di dunia, dan menyentuh semua orang di muka bumi dengan branding Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia.

Arief menyebut, more digital more personal, more digital more global, dan more digital more professional. Menpar juga sudah melaunching ITX –Indonesia Tourism Xchange, digital market place, yang mempertemukan buyers dan sellers dalam satu platform digital. Selain itu, juga memiliki Big Data yang bisa memotret customers, secara detail.

”Berbagai momentum juga kami bersinergi dengan Kemenpar dalam hal proses digitalisasi ini. Tentu hal yang sangat tepat bagi IMA bersama dengan Kemenpar dalam proses berjuang bersama-sama meningkatkan Go Digital di era promosi sekarang ini,” lanjut Arif Wibowo yang juga mantan Dirut Citilink Indonesia itu.

Arif menilai apa yang dilakukan Kemenpar dengan menggunakan sosial media dan digital sudah tepat.

“Saat ini yang besar atau yang banyak uang akan memakan yang kecil, sedangkan yang kecil tidak bisa menolak, harus segera melakukan inovasi dengan beralih ke Digital, paling sederhana saja tour travel yang menggunakan cara biasa, sudah pasti akan tergerus dengan yang digital. Oleh karena itu, kalau tidak ikut ini, maka kami pastikan akan mati usaha apa pun, termasuk tour travel,” ujar Arif.

Hal senada diungkapkan oleh pakar marketing Hermawan Kertajaya. Apa yang dilakukan Kemenpar sudah benar dan harus terus digenjot dan jangan sampai melemah. Salah satu buktinya marketing Kemenpar yang terus mem-branding Wonderful Indonesia membuahkan hasil.

”Di dunia, Wonderful Indonesia  tumbuh dan menyalip dua rival utama, Malaysia Trully Asia dan Amazing Thailand. Itu fakta berkat branding yang digenjot Kemenpar di segala lini. Terutama menggunakan digital, oleh karena itu, marketing di seluruh Indonesia juga harus menggunakan ini, yakni new marketing adalah from traditional to digital,” kata Hermawan.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Eddy Susilo Asdep Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah mengatakan, memang salah satu yang saat ini gencar digenjot Kemenpar adalah ITX –Indonesia Travel Xchange.

Kemenpar bersemangat untuk mewujudkan Go Digital be The Best, bersama ITX dan Kemenpar. Kata Esthy, travel xchange dan data werehouse ini sudah sangat teruji di negara manapun.

Dia menjelaskan bahwa digitalisasi ini sebuah keniscayaan. Cepat atau lambat, public akan semakin dominan dan familier dengan digital dalam semua aspek. “Selamat memasuki era Digital Lifestye, yang sangat personal, mobile dan interaktif. Di pariwisata itu search and share, 70 persen melalui digital media, yang efektivitasnya empat kali lebih efektif,” katanya.

Kemenpar juga sudah lebih banyak menggunakan digital media, baik untuk looking, booking sampai payment. Look itu seperti Google, Baidu di China, TripAdvisor dan Ctrip. Untuk booking juga dengan Booking.Com, Ctrip, Alitrip, Traveloka dan lainnya. Sedang payment-nya sudah menggunakan Paypal, Alipay, Amazon, dan lainnya.

Wanita berhijab itu juga mencontohkan TripAdvisor yang digunakan oleh travellers di seluruh dunia (kecuali Tiongkok), untuk real time reviews atas semua hal yang ditemukan di lapangan.

“Conversion rate-nya sangat tinggi, dan feedbacks-nya terpercaya, karena merupakan testimonial dari para wisatawan. Kalau bagus, mereka akan apresiasi bagus. Begitu pun sebaliknya, kalau mengecewakan, mereka juga tidak sungkan untuk menuliskan laporan dan bercerita hal yang tidak enak di sosial media. Jadi tidak bisa dibohongi, semua reviews dari user, dari customers,” tambahnya.

Satu kenyataan lagi, lanjut Esthy, di industry Pariwisata itu menuju pada Online Travel Agent (OTA). Ada 63 perse wisatawan di seluruh dunia itu sudah searching, booking dan payment dengan cara online. Lalu 50 persen OTA itu bisa diakses dengan berbagai alat, atau multi devices.

“Di TripAdvisor.Com, dalam satu menit di-posting 200 lebih reviews langsung oleh travellers. Inilah yang membuat industri harus semakin professional dan menghindari complain,” kata Esthy yang juga diamini Eddy.

Sekadar informasi, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Asdep Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara mendukung acara Rakernas IMA tersebut.

Pihak Kemenpar diwakili Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Eddy Susilo. IMA menggelar Rakernas dengan mengusung tema "New Marketing : From Traditional to Digital".(jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Pariwisata Thailand Puji Booth Indonesia


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler