Imam Mahdi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Minggu, 19 Juni 2022 – 19:26 WIB
Ilustrasi Kiamat. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Imam Mahdi diyakini akan turun menjelang Hari Kiamat dan akan menjadi penyelamat dunia yang porak poranda oleh kejahatan yang dilakukan Dajjal. 

Keyakinan eskatologis ini menjadi kepercayaan yang diyakini secara luas oleh berbagai kalangan Islam, termasuk di Indonesia.

BACA JUGA: Dilaporkan karena Cerita Mimpi Bertemu Rasulullah, Haikal Hassan: Gue Kentut Bisa jadi Masalah

Beberapa hari terakhir ini trending topic dunia Twitter Indonesia dikuasai oleh tagar ‘’Mimpi Muhammad Qasim’’ yang menceritakan mengenai Muhammad Qasim bin Abdul Karim, seorang eskatologis dari Pakistan berusia 46 tahun dan masih lajang, yang mengaku bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW ratusan kali, sejak dirinya masih remaja belasan tahun.

Dalam pengakuannya Qasim menyebut sudah bermimpi bertemu Rasulullah sebanyak 300 kali. 

BACA JUGA: Mengaku Imam Mahdi, Pengikut Sudah Capai Puluhan Orang

Bukan itu saja, Qasim juga mengeklaim telah ‘’bertemu Allah’’ atau merasakan kehadiran Allah sampai 500 kali.

Bagi umat Islam, mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad merupakan sebuah pengalaman spiritual yang sangat langka. 

BACA JUGA: Menurut Tengku Zulkarnain, Omongan Nikita Mirzani Tanda Kiamat Sudah Dekat

Tidak semua orang bisa bermimpi bertemu Nabi Muhammad. 

Hanya orang-orang dengan kualitas spiritual tertentu yang bisa melakukannya. 

Dalam tradisi Islam diyakini bahwa mimpi bertemu Nabi Muhammad adalah anugerah besar dari Tuhan. 

Diyakini bahwa pemimpi itu berarti benar-benar bertemu dengan Nabi Muhammad, karena setan tidak mungkin bisa menyerupai Nabi Muhammad.

Mimpi bertemu Nabi Muhammad di masa sekarang sering menjadi kontroversi. 

Ustaz Yusuf Mansur pernah mengeklaim bahwa anak perempuannya, Wirda Mansur, bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad. 

Hal ini menimbulkan banyak komentar antara yang percaya dan tidak. 

Dalam banyak hal, Ustaz Yusuf Mansur memang sering menjadi kontroversi karena komennya di media sosial maupun karena aktivitas penggalangan infak dan investasi yang ditawarkannya. 

Ustaz Haikal Hassan juga mengaku pernah bermimpi bertemu Rasulullah. 

Ketika hal ini dipublikasikan di media, publik pun terpecah antara yang percaya dan tidak. 

Kontroversi di media sosial cukup tajam sampai ada yang melaporkan ke polisi dengan dugaan Haikal melakukan kebohongan publik.

Wirda Mansur maupun Haikal Hassan mungkin hanya sekali, atau beberapa kali, mimpi bertemu Rasululllah, tetapi hebohnya sudah menasional.

Muhammad Qasim ini mengeklaim ratusan kali bertemu Rasulullah, dan banyak sekali pengikutnya yang mengamini. 

Pengikut Qasim tidak hanya tersebar di Pakistan, tetapi meluas sampai ke Indonesia.

Di Indonesia, pengikut Qasim mulai berkembang dan kelihatannya sudah cukup luas. 

Pengikut Sayyid Qasim disebut sebagai helper yang bertugas menyebarkan pesan-pesan Qasim. 

Belum diketahui berapa jumlah riil pengikut Qasim di Indonesia, tetapi diperkirakan jumlah pengikutnya sudah ribuan atau bahkan puluhan ribu.

Ditilik dari akun Qasim di Twitter, diketahui bahwa 90 persen helper Qasim berada di Indonesia.

Tagar ‘’Mimpi Muhammad Qasim’’ pada Jumat (17/6) sore menembus 10 ribu twit dan sampai tembus 25.000 twit. 

Sehari kemudian, tagar itu mendapatkan twit 42.000 kali. 

Umumnya, twit itu mendukung dan membenarkan mimpi Qasim. 

Twit itu menukil pernyataan Qasim mengenai mimpinya dan pesan-pesan yang disampaikan Rasulullah melalui mimpi itu.

Qasim yang mempunyai markas di Lahore, Pakistan, menyampaikan pesan-pesan seperti umumnya para ustaz yang berdakwah melalui kanal media sosial. 

Qasim menyampaikan pesan Rasulullah agar umat Islam menjauhi syirik kepada Allah serta memperbanyak ibadah dan zikir.

Pesan sentral eskatologi yang disampaikan oleh Qasim adalah kejatuhan benteng terakhir umat Islam internasional yaitu Arab Saudi dan Turki.

Dua negara Islam ini akan menjadi benteng terakhir yang akan jatuh ke tangan musuh. 

Meski demikian, umat Islam tidak perlu khawatir karena Nabi Muhammad sudah berpesan bahwa akan muncul benteng baru yang melindungi umat Islam, yaitu Pakistan.

Peringatan dari Qasim itu disebarkan oleh helper Indonesia melalui berbagai akun media sosial dan grup percakapan WhatsApp. 

Sebanyak 900 orang helper atau pengikut Qasim di Indonesia itu bergabung dalam kelompok ‘’Gerakan Akhir Zaman’’ atau disingkat Gaza.

Anggotanya bervariasi dari petani, pekerja, buruh harian, ibu rumah tangga, sampai ke kalangan guru dan pengajar agama serta kaum profesional.

Para helper ini menyebut Qasim sebagai Al-Mahdi, orang yang mendapat petunjuk.

Qasim kali pertama menyampaikan nubuatnya pada 2014 kepada keluarga dan kalangan sahabat-sahabat dekatnya di Lahore. 

Ketika dia mulai berdakwah kepada orang-orang di kampung banyak yang tidak percaya dan merundungnya.

Qasim kemudian mengubah strategi dakwahnya dengan mempergunakan media sosial. 

Dia mulai mengunggah konten-konten mimpinya ke kanalnya di media sosial YouTube atas bantuan seorang ahli IT Pakistan bernama Awais Nasser yang sebelumnya tidak mengenal Qasim.

Berkat bantuan keahlian teknologi Nasser, konten-konten unggahan Qasim mulai banyak mendapat follower. 

Nasser menjadi ‘’helper’’ pertama yang menyebarkan ajaran-ajaran Qasim. 

Dalam waktu dekat puluhan ribu orang mengikuti dakwahnya melalui YouTube. 

Dan, dalam waktu relatif singkat sangat banyak orang Indonesia yang percaya kepada ajaran-ajarannya dan secara sukarela bergabung menjadi helper. 

Dalam beberapa unggahan bisa disaksikan bagaimana para helper itu meyakini ajaran Qasim dan bahkan mengaku bisa mengalami mimpi yang mempertunjukkan Qasim tengah berjalan dan tangannya dibimbing oleh Rasulullah. 

Ada juga yang mengaku melihat orang mengerumuni Muhammad Qassim, dan ada yang hanya mendengar suara seruan untuk memercayai mimpi-mimpinya dan berbagai penandaan lain.

Pengikut Qasim di Indonesia sudah mulai mengorganisasikan diri kendati belum formal. 

Kabarnya sudah ada delegasi dari Indonesia yang menemui Qasim di Lahore. 

Kunjungan delegasi ini menjadi perbincangan luas karena Qasim sendiri tidak mempunya pengikut yang luas di negaranya sendiri.

Sebelum utusan dari Indonesia datang pada Oktober 2021, Qasim lebih dulu mendapat kabar itu melalui mimpi bahwa akan ada dua orang utusan yang datang dari Timur untuk menguatkan penyebaran ajarannya ke berbagai negara.

Sejumlah testimomi dari helper Indonesia sudah tersebar di banyak kanal YouTube. 

Dalam kesaksiannya itu, para helper percaya bahwa Sayyid Qasim adalah Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam. 

Imam Mahdi ini akan menjadi pemuka dunia Islam yang akan memimpin kebangkitan negara-negara Islam, termasuk merebut Jerusalem dari kekuasaan Yahudi.

Pengikut Qasim memakai istilah helper yang berarti penolong atau pembantu. 

Istilah ini kemungkinan besar merujuk pada sebutan ‘’Ansar’’ yang berarti penduduk asli Yatsrib atau Madinah yang membantu Rasulullah dalam proses hijrah dari Makkah. 

Sahabat Rasulullah yang berasal dari Makkah disebut sebagai ‘’mujahirin’’ dan sahabat dari Madinah disebut ‘’ansar’’. 

Tidak diketahui mengapa pengikut Qasim di Indonesia tidak memakai istilah ‘’ansar’’ dan lebih suka memakai istilah ‘’helper’’. 

Ada kemungkinan hal ini dipakai untuk menyembunyikan identitas, atau sering disebut sebagai ‘’taqiyyah’’.

Kepercayaan terhadap kehadiran Imam Mahdi berasal dari keyakinan kalangan Syiah yang mempunyai beberapa Imam yang berasal dari cucu dan keturunan Rasulullah. 

Di antara para imam itu ada satu yang diyakini menghilang dan nanti akan kembali sebagai Imam Mahdi.

Kendati keyakinan ini berasal dari Syiah, tetapi banyak kalangan lain Islam yang percaya akan kehadiran Imam Mahdi sebagai penyelamat akhir zaman. 

Para helper Sayyid Qasim di Indoneaia ini menjadi bukti kerinduan sekalangan umat Islam akan kehadiran sang Penyelamat Akhir Zaman. (*)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler