Iman Besar Palestina: Masjid Al Aqsa tak Bisa Lagi Digunakan Salat

Kamis, 08 Juni 2017 – 05:52 WIB
Imam besar Palestina, Syaikh Dr. Abdul Majid (tengah baju putih). Foto Kendari Pos/JPNN.com

jpnn.com - Imam besar Palestina, Syaikh Dr Abdul Majid menyampaikan kabar terbaru mengenai kondisi wilayah atas tanah yang dijanjikan oleh tiga agama samawi itu.

Melalui penerjemahnya, Syaikh Abdul Majid menjelaskan, saat ini kondisi Masjid Al-Aqsa sangat memprihatinkan.

BACA JUGA: Negara-Negara Arab Ribut, Umat Islam Sedunia Rugi

Masjid yang dibangun Rasulullah itu tidak bisa lagi digunakan umat Islam untuk salat.

“Jangankan mau salat, masuk saja di lingkungan masjid dilarang. Bahkan, ada suatu ketika anak Palestina masuk dan langsung ditembak oleh tentara Yahudi. Tentu ini, sangat memprihatinkan. Saya berharap muslim di Indonesia, khususnya di Kota Kendari peduli,” kata Syaikh Abdul Majid seperti yang dilansir Kendari Pos (Jawa Pos Group), Rabu (7/6).

BACA JUGA: ISIS Klaim Serangan Mematikan di Parlemen Iran

Syaikh Abdul Majid berkesempatan berkunjung ke Kendari Pos, Selasa (6/6). Selain untuk silaturahmi dengan keluarga besar Kendari Pos, dia juga ingin berbagi informasi tentang kondisi masyarakat Palestina, termasuk masjid Al Aqsa.

Dia didampingi penerjemah dari Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) wilayah Sultra.

BACA JUGA: KBRI Tokyo: Promosi Kemenpar Semakin Kencang di Jepang

Syaikh Abdul Majid menjelaskan, saat ini tengah dikepung militer Yahudi. Sehingga, ketika masyarakat hendak salat pasti dilarang dengan ancaman senjata.

Menurut dia, masjid tersebut bukanlah milik umat muslim di Palestina saja, tapi juga seluruh generasi umat Islam di dunua, termasuk di Kota Kendari.

Dengan begitu, umat akan tergerak hatinya untuk bersatu dalam merebut kembali kedaulatan dan tempat suci tersebut.

“Momentum Ramadan ini, semoga bisa menyatukan seluruh umat Islam dalam berjuang mengambil alih kembali masjid tersebut,” ujarnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, sangat penting kiranya media memberikan dukungan juga atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan tentara Yahudi.

“Saya berharap, jurnalis di Sultra bisa ikut andil memberitakan tentang kondisi Palestina. Ini penting supaya ada kesadaran bersama umat Islam,” katanya.

Kata dia, memang saat ini banyak negara muslim di Timur Tengah. Tapi semuanya terkotak-kota menjadi beberapa negara.

Sehingga, mereka sibuk mengurusi penduduknya dan ketika bernegosiasi dengan PBB, mereka lebih memilih bungkam atau mengamankan politik sendiri akibat intervensi negara Adikuasa.

Direktur Utama Kendari Pos, La Ode Diada Nebansi mengapresiasi kedatangan imam masjid melalui Komite Nasional Untuk Rakyat Palestina wilayah Sultra.

Ia juga turut prihatin atas kejadian yang menimpa saudara se muslim di Palestina.

Menurut dia, fungsi media memang salah satunya memberitakan tentang berbagai kejadian, terutama yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas.

“Kita juga berdoa bersama setiap saat, supaya umat muslim bisa salat kembali di masjid Al Aqsa,” ungkapnya. Turut hadir dalam pertemuan itu, Pemrektur Pelaksana, Abdi Mahatma. (b/wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenpar Ikut Pameran Terbesar di Korea Selatan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler