jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia menyampaikan pernyataan terkait polemik seputar imbauan MUI Jatim agar para pejabat tidak menggunakan ucapan salam semua agama.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Anwar Abbas mengajak semua pihak untuk menjaga keharmonisan dalam kehidupan umat beragama salah satunya dengan mengucapkan salam sesuai agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing.
BACA JUGA: Sekjen PBNU Tanggapi Polemik Ucapan Salam Semua Agama
"Mui mengajak semua pihak untuk berpindah dari hal yang menimbulkan kegaduhan dan kontroversi kepada yang tidak menimbulkan kegaduhan dan kontroversi," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Anwar Abbas dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (13/11).
Imbauan ini, lanuut Anwar, sesuai dengan imbauan Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid kepada semua pihak untuk menghentikan polemik terkait ucapan salam lintas agama yang akan dapat menimbulkan kesalahpahaman dan mengganggu harmoni kehidupan umat beragama, jika polemik berkepanjangan.
BACA JUGA: Wamenag Zainut Tauhid: Hentikan Perdebatan soal Ucapan Salam
Anwar mengatakan ucapan salam lintas agama yang disampaikan oleh pemeluk agama tertentu akan dapat menimbulkan kontroversi dan kegaduhan di antara pemeluk agama dan keyakinan.
Ia mengatakan bahwa mengucapkan salam sesuai dengan agama dan kepercayaan yang diyakini pemeluk merupakan tindakan yang arif dan bijaksana, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang menyepakati hal itu.
BACA JUGA: Muncul Fenomena Lelaki Berhijab, Begini Respons MUI
Dikatakan, jika pembicara ingin menyampaikan salam lain selain salam yang dianjurkan dalam agamanya, ia mengimbau agar pembicara tersebut dapat mengucapkan salam yang bersifat netral dan tidak mengundang perbedaan yang bersifat teologis, seperti ucapan selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan salam sejahtera untuk kita semua.
Anwar mengatakan, imbauan ini ia sampaikan agar bangsa ini terhindar dari polemik yang dapat mengganggu ketenteraman dan kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga bisa bersama-sama fokus memajukan negeri. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo