Imigran Gelap, Bersedia Ikut Setelah Dibujuk

Sabtu, 28 Juli 2012 – 08:27 WIB
IMIGRAN TIMUR TENGAH. Sebanyak 74 imigran gelap asal Timur Tengah diamankan petugas gabungan TNI-Polri di kawasan Pantai Palataran Agung Desa Bagolo Kecamatan Kalipucang, Ciamis, Jawa Barat. Mereka diduga akan menyeberang menuju Pulau Christmas, Australia melalui muara Sungai Citanduy yang bersebelahan dengan Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah itu. Foto : Nana Suryana / Radar Tasikmalaya

TASIK - Mengamankan para imigran ternyata tidak mudah. Mereka yang mengalami trauma terhadap senjata, nekat melarikan diri saat melihat petugas berseragam dan menenteng senjata. Bahkan, sejumlha imigran rela menaiki tebing-tebing curam di kawasan Palataran Agung. Petugas maupun warga harus ektra sabar untuk membawa mereka.

Seperti dialami Agus (37), tokoh pemuda setempat yang  turut membantu petugas mengamankan puluhan imigran gelap. Agus melakukan pengejaran hingga ke perbukitan. Untuk menghindari adu fisik, ia pun memilih cara-cara persuasif. “Mereka sangat ketakutan melihat anggota tentara dan polisi, karena itu saya memilih untuk menawarkan bantuan kepada mereka. Alhamdulillah berhasil mereka akhirnya mau ikut,” tuturnya.

Ketua Karang Taruna Desa Bagolo itu berhasil mengumpulkan puluhan imigran yang berada di perbukitan hingga akhirnya mereka berhasil dievakuasi polisi. “Mereka saya tenangkan dulu, saya jelaskan baik-baik bahwa aparat di sini tidak akan memenjarakan mereka, tapi akan membantu, setelah itu baru mereka mau ikut,” tuturnya.

Agus mengatakan, beberapa imigran terlihat dengan kondisi tubuh penuh luka. Hal ini karena, mereka berlari ke area perbukitan yang penuh semak belukar dan batu-batuan terjal. “Mereka sebisa mungkin tidak tertangkap petugas, karena itu berlari ke mana saja mereka bisa bersembunyi sehingga banyak luka sayatan semak-semak tanaman dan juga luka akibat jatuh,” tuturnya.

Nasser (29), salah seorang imigran asal Irak mengaku sangat takut dengan aparat TNI dan Polisi. Alasan itulah yang membuatnya memilih untuk kabur saat didekati. “Saya takut dipenjara. Tolong saya. Saya hanya ingin hidup tenang karena di negara saya kacau,” tuturnya saat berbincang dengan Radar.

Ia mengaku ingin pergi ke Australia untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Selain di negaranya rawan konflik, kata dia, ia juga sudah tidak memiliki keluarga. “Anak dan istri saya meninggal, menjadi menjadi korban perang disana. Saya sudah tidak betah, karena itu saya ingin ke Australia,” tuturnya.

Kondisi berbeda dialami sejumlah imigran lainnya yang memilih untuk berbohong dengan berpura pura sebagai wisatawan. “Saya sedang berwisata di sini. Jadi gak ada masalah silakan saja saya periksa, kalian bisa lihat kan kami happy di sini,” tutur salah salah seorang Imigran sambil mengajak foto bersama dan bernyanyi-nyanyi didepan petugas. (nay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Lebaran, Honorer Dapat THR


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler