MATARAM - Puluhan imigran gelap asal Agfghanistan yang ditangkap Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Mataram mulai mengeluh.Mereka meminta selama di penampungan Lanal Mataram mendapat perlakuan yang layakTerlebih mereka tengah menjalani puasa Ramadan.
"Kami minta makanan untuk sahur dan berbuka," ujar salah seorang imigran itu kepada Lombok Post (grup JPNN), Sabtu (12/9).Dijelaskan, selama di penampungan, mereka mengaku tak mendapatkan jaminan kebutuhan yang layak
BACA JUGA: Jalur Mudik Selatan Minim Penerangan
Karena itu, sebagian besar dari mereka tak berpuasaKarenanya, mereka meminta dipertemukan dengan UNHCR (komisi tinggi PBB yang berhubungan dengan pengungsi internasional) dan Internasional Migration Organisation (IOM) selaku pengurus
BACA JUGA: Pilot Nomad Dirujuk ke Surabaya
"Kami butuh makan, kami butuh sabun, obat, dan lainnya," ujar pria yang tak mau menyebutkan namanya itu.Terkait hal itu, Perwira Operasi Lanal Mataram Mayor Laut (KH) Ali mengatakan, saat ini para imigran itu bukan lagi tanggung jawab Lanal Mataram
BACA JUGA: Polisi Tembak Dua Penambang Liar
Hanya saja Imigrasi tak mempunyai ruang penampungan sehingga dititipkan di Lanal"Ini tanggung jawab imigrasiKami telah serah terima," ujarnya.Hingga kemarin, jumlah para imigran ini bertambah menjadi 70 orangSebanyak 14 imigran lainnya ditangkap belakanganMereka tertangkap di lokasi yang sama di sekitar Pulau Patakan, Lombok Timur"Mereka tertangkap sore, dan kami evakuasi malam harinya," tambah Ali.
Lanal menduga, mereka satu rombongan dengan 56 rekan mereka yang tertangkap sebelumnyaIni diduga dari kesamaan asal negara dan modus estafet yang ditempuh hingga negara tujuan yang hendak dituju AustraliaMuhammad, salah seorang imigran mengatakan, dirinya telah berada di Lombok sejak beberapa hari lalu
Mereka berangkat dari sebuah penampungan di Jakarta sekitar satu minggu sebelumnya"Sudah empat bulan (tinggal di Indonesia)," ujarnyaTak seperti rekannya yang malu menyebutkan negara tujuan, imigran ini menyebut ia hendak berangkat dan berkeinginan bermukim di negeri Kanguru atau Australia.(zul/JPNN/ara)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Veteran Dukung Bos PT SP jadi Gubernur
Redaktur : Tim Redaksi