TASIK – Imigran asal Iran berdemonstrasi di halaman Hotel Wisma Dewi Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, kemarin (6/2). Mereka memprotes fasiltas hotel yang mereka tempati tidak memberikan kepuasan baginya. Mereka menuntut pihak imigrasi untuk memberikan pelayanan yang baik dan menuruti kemauan mereka dalam hal kebutuhan fasilitas.
Selain aksi tidur-tiduran di halaman hotel, mereka juga membuang makanan dari hotel yang diberikan kepada imigran gelap asal iran ini. Mereka membuangnya karena makanan tersebut tidak cocok untuk warga Iran.
Sahed Golin (42) mengatakan aksi protes yang dilakukan dirinya dan teman-temannya dari Iran karena tidak mendapatkan fasilitias dan pelayanan terbaik selama mereka tinggal di Hotel Wisma Dewi sejak Sabtu (4/2) malam. Mereka membutuhkan mandi air panas dan shower yang bagus. Dia mengaku mandi di hotel ini seperti tidak bersih baginya. “Take a bath here is not clean (mandi di sini tidak bersih),” akunya.
Kata dia, makanan-makanan yang diberikan juga tidak sesuai dengan makanan yang biasa dimakan oleh mereka. Mereka tidak ingin diberikan makanan asli Indonesia. Seperti tahu dan tempe atau sop sayuran seperti kol, wortel, jagung yang dicincang (oseng-oseng).
Mereka ingin makanan seperti kebab ayam atau kebab ikan. Jadi mereka membuang makanan-makanan yang diberikan hotel. Dia sendiri mengaku terpaksa tidak makan pagi. Terakhir kali makan dirinya pada minggu malam kemarin. “This is not hotel. It is geuest house. No tea, no coffee, no milk here (Ini bukan hotel. Ini adalah pondok. Tidak ada the, tidak ada kopi dan juga susu disini),” klaimnya.
Dia mengaku, kalau pun dia berbelanja keluar hotel dirinya juga merasa heran dengan harga-harga makanan atau minuman di wilayah Singaparna. Dia sempat menitip membeli segelas kopi kepada warga setempat. Tetapi anehnya harganya lebih mahal di banding di Jakarta. Dia memberikan uang sebesar Rp 10.000 untuk membeli segelas kopi tapi tidak ada uang kembaliannya. “Its very exvensive. Whereas only a cup of coffee (itu sangat mahal. Padahal hanya segelas kopi,” jelas dia.
Dia juga menjelaskan, ada beberapa warga Iran yang masih sakit. Terurtama anak-anak. Namun tidak ada pelayanan medis yang disediakan di sini. Hal ini membuat mereka kecewa terhadap fasilitas yang menjadi tanggung jawab imigrasi atau IOM. “We need medic,” jelasnya.
Berbeda dengan imigran Iran. Imigran asal Afganistan dan Pakistan selama menginap di Hotel Wisma Dewi tidak mempermasalahkan dengan fasilitas yang ada. Mereka menerima fasilitas yang ada di hotel tersebut. Bagi mereka fasilitas hotel tidak terlalu jelek.
“Well that's their business. We are not part of it with them (yah itu urusan mereka (imigran iran). Kita bukan bagian dari mereka),” jelas salah seorang warga Pakistan Muhammad Hadi (21). (snd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sistem Random Tes Pilot tak Efektif
Redaktur : Tim Redaksi