Seorang imigran Italia di Darwin telah membangun replika Air Mancur Trevi, dengan harapan ia akan membawa nuansa percintaan kepada pengunjung festival tahunan Italia di Darwin, dan menghasilkan sejumlah uang untuk amal.

Eugenio Scaturchio lahir di Calabria di selatan Italia dan bermigrasi ke Darwin pada tahun 1956, di saat usianya masih 15 tahun.

BACA JUGA: Tingkat Hunian Hotel di Perth Menurun

"Tiga hari pertama [di Australia], saya merasa buta karena matahari," kenangnya.

Ia lantas mendirikan sebuah perusahaan bangunan yang bertanggung jawab atas banyak gedung di Wilayah Utara Australia, termasuk Balai Kota Pine Creek, Rumah Sakit Roper River, Casuarina Village, Stasiun Kereta Api Parap dan gereja St Vincent de Paul di Darwin.

BACA JUGA: Indonesia Tidak Dalam Posisi Meminta Bantuan Pembangunan dari Australia


Eugenio berdiri di depan replika Air Mancur Trevi yang ia bangun di Taman Sipil Darwin, pada Jumat (8/5).

Lima puluh delapan tahun kemudian, bisnis bangunan yang didirikannya masih dikelola keluarga, dan kini, Eugenio sudah menjadi seorang kakek buyut berusia 74 tahun atau dalam bahasa Italia, "grande nonno".

BACA JUGA: Upacara Pelepasan Jenazah Andrew Chan Berlangsung di Sydney

"Saya harus tetap bekerja karena buat saya, pensiun adalah ketika saya berakhir di peti mati," ujarnya.

Tahun ini, Eugenio diminta untuk membangun sebuah miniatur Air Mancur Trevi- tujuan wisata terkenal di Italia, yang berada di ibukota Roma- oleh penyelenggara Festival Tahunan Italia di Darwin.

"Mereka datang ke bengkel saya dan mereka ingin melakukan hal kecil. Saya bilang: saya melakukannya dengan cara saya sendiri atau tidak sama sekali. Jadi inilah yang terjadi,” ceritanya.

Eugenio membuat struktur air mancur ini di bengkelnya, sebelum dibongkar dan dibawa ke Taman Sipil Darwin, pada Jumat (8/5) pagi.

Fitur utama struktur ini adalah latar belakangnya yang memiliki panjang lima meter, bingkai kayu lapis, sistem lampu LED yang menyala pada malam hari, dan kolam beton abu-abu yang dilapisi dengan karung pasir berat.

Wisatawan yang berkunjung ke Air Mancur Trevi di Roma, biasanya membuang koin ke kolam monumen, sehingga mereka bisa menemukan cinta sejati.

"Kami berharap pengunjung, nantinya, menaruh sedikit uang [di dalam replika air mancur] karena uang yang terkumpul akan disumbangkan untuk amal. Gadis-gadis muda bisa berharap untuk menemukan pacar, dan pria muda akan menemukan pacar," tutur Eugenio.

Ia akan membongkar replika air mancur ini setelah festival usai, dan kemudian membawanya kembali ke bengkel.

"Ini nanti berupa potongan-potongan dan kita hanya merakitnya kapanpun dibutuhkan," sebutnya.

Kini, ia ingin merancang sejumlah monumen terkenal asal Italia lainnya.

"Istri saya mengatakan, ia ingin melihat Ponte Vecchio dan kemudian kita bisa membuat Menara [Miring] Pisa. Kami bisa membuat Colosseum juga, [tapi] itu sedikit lebih besar. Anda harus membuatnya dengan skala atau itu akan terlihat seperti sebuah rumah yang padat," ungkapnya.

Diperkirakan ada sekitar 2.000 migran Italia di Darwin, banyak dari mereka datang ke wilayah ini pada era 1950-an dan 1960-an, seperti halnya Eugenio..

"Saya menghabiskan 15 tahun di Italia dan hampir 59 tahun di Darwin. Saya bangga menjadi warga Australia. Anda tunjukkan asal-usul Anda tapi tidak berlebihan. Ini adalah rumah saya," kemukanya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebih Banyak Warga Australia Memilih Tidak Memboikot Indonesia

Berita Terkait