Impor Daging Kerbau, DPR: Mentan Salah Respons Instruksi Presiden

Jumat, 15 Juli 2016 – 21:00 WIB
Firman Subagyo. FOTO: JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Firman Soebagyo menolak rencana Kementerian Pertanian mengimpor daging kerbau dari India sebagai upaya menurunkan harga daging sapi di bawah Rp 80 ribu per kilogram.

Keputusan impor daging kerbau sebagai pengganti daging sapi, menurut Firman, bertentangan dengan budaya konsumen di Indonesia. Sebab sudah terbiasa dengan mengonsumsi daging sapi.

BACA JUGA: OJK Bentuk Satgas Waspada Investasi Bodong

"Budaya Indonesia selama ini sudah terbiasa mengonsumsi daging sapi. Karena presiden bilang harga daging harus Rp 80 ribu per kilogram, kok Menteri Pertanian meresponsnya dengan impor daging kerbau. Kesannya salah respons," kata Firman, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (15/7).

Politikus Partai Golkar itu menilai kebijakan tersebut tidak benar karena ingin menjadikan Indonesia sebagai pasar daging kerbau asal India.

BACA JUGA: Tax Amnesty Dorong Emiten Baru Melantai di Bursa

"Mestinya, keinginan presiden diakselerasikan dengan para peternak sapi lokal. Tapi menterinya terkesan memaksa rakyat beli dan mengonsumsi daging kerbau," ujarnya wakil rakyat dari darah pemilihan Jawa Tengah III itu.

Jika Menteri Pertanian memaksakan impor daging kerbau tanpa mempertimbangkan faktor sosiologi ekonomi penghasilan masyarakat di sejumlah daerah, Firman khawatir kebijakan tersebut merugikan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor peternakan.

BACA JUGA: Realisasi KUR BNI Baru Tembus Rp 1 Triliun

"Kebijakan ini akan mematikan penghasilan petani lokal. Ini tak boleh dilanjutkan, karena ini siasat saja dari Kementan. Oleh karena itu kenapa pemerintah terlalu terlampau terburu-buru menyampaikan statemen menjungkir-balikan di bawah Rp 80 ribu, tapi petani jadi korban," pungkas Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI ini.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi BI Lebih Rendah Daripada Pemerintah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler