JAKARTA - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) mengemukakan arus impor barang dari Jepang ke Indonesia tumbuh lebih deras dibandingkan produk TiongkokMeskipun dari sisi nilai impor ke Indonesia, produk Tiongkok merajai di semua negara.
"Panguasaan volume impor memang lebih besar Tiongkok, tapi kalau laju perkembangan impor Jepang nomor satu," kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Prasetyantoko di Jakarta, Selasa (26/4).
Menurut Prasetyantoko, perkembangan impor Indonesia dibandingkan antara 2009 dengan 2010 berkembang 72,37 persen dengan perubahan nilai dari USD 9,8 miliar menjadi USD 16,9 miliar
BACA JUGA: Potensi Listrik Arus Laut 6 Ribu MW
Sedangkan pada periode yang sama impor dari Tiongkok hanya berkembang 45,93 persen dari USD 13,5 miliar menjadi USD 19,7 miliarDikemukakan, masyarakat Indonesia i selama ini telalu terfokus kepada Tiongkok, tetapi tidak melihat negara lain yang juga berpengaruh pada industri dalam negeri
BACA JUGA: Toshiba Garap TV 3 Dimensi
"Kalau Tiongkok kita lihat sebagai momok, ternyata yang lain juga lebih menakutkan," tegasnya.Ia tidak setuju dengan adanya renegosiasi perjanjian ACFTA
BACA JUGA: Metland Bangun Condotel Rp 88 Miliar
"Itu pemikiran yang destruktif," pungkasnya.Yang jelas, berdasarkan data BPS, negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Desember 2010 masih ditempati oleh Tiongkok dengan nilai USD 19,69 miliar dengan pangsa 18,19 persen, diikuti Jepang USD 16,91 miliar 15,62 persen, dan Singapura USD 10,05 miliar 9,29 persenImpor nonmigas dari ASEAN mencapai 22,03 persen, sementara dari Uni Eropa sebesar 9,02 persen.
Sementara itu, selama Januari-Desember 2010 nilai impor Indonesia mencapai USD 135,61 miliar atau meningkat 40,05 persen jika dibanding impor periode yang sama tahun sebelumnya USD 96,83 miliar(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 182 Tarif Barang Modal Dibebaskan
Redaktur : Tim Redaksi