Impor Turun, Kredit Perbankan Melambat

BI Rate Tak Berubah

Jumat, 09 November 2012 – 04:04 WIB
JAKARTA - Tajamnya penurunan impor Indonesia pada kuartal III 2012 memengaruhi perlambatan pertumbuhan kredit perbankan pada periode yang sama. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit hingga akhir September 2012 sebesar 22,9 persen (year on year/yoy) atau melambat 7 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya.
      
Merujuk data Badan Pusat Statistika (BPS), laju pertumbuhan PDB dilihat dari impor barang dan jasa menunjukkan pengurangan terbesar. Pada kuartal III 2012, impor barang dan jasa turun 8,36 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Angka tersebut menyalip penurunan ekspor Indonesia yang hanya 0,21 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dody Budi Waluyo mengatakan, perlambatan ini dipicu oleh turunnya pertumbuhan kredit modal kerja menjadi 21,9 persen yoy. Angka tersebut turun tajam dari periode Juli 2012 dengan pertumbuhan mencapai 27,3 persen.

"Anjloknya impor menyebabkan kredit kredit modal kerja juga turun," ungkap Dody dalam pemaparan hasil Rapat Dewan Gubernur, di gedung BI, kemarin (8/11).

Dody menerangkan, korporasi yang terkait dengan ekspor impor saat ini juga tengah berhati-hati dalam aksi penarikan kredit, yang memiliki spesifikasi habis dalam satu siklus usaha, dengan jangka waktu maksimal satu tahun tersebut. Apalagi, impor saat ini juga tertekan oleh adanya kenaikan nilai tukar rupiah. Meski di satu sisi, keadaan tersebut cukup menguntungkan eksporter.

"Sayangnya kegiatan ekonomi domestik juga lebih rendah dari perkiraan kami. Tapi pada kuartal IV, kami proyeksi kredit perbankan bisa berangsur membaik," terangnya.

Ketika kredit modal kerja menurun, sebaliknya kredit konsumsi tumbuh relative stabil sebesar 19,6 persen yoy. kredit investasi juga tumbuh tinggi 30,4 persen yoy. "Kredit investasi yang tinggi tersebut kami harapkan bisa meningkatkan kapasitas perekonomian nasional," paparnya.

Sebagai catatan, Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk emmpertahankan BI rate sebesar 5,75 persen. Tingkat suku bunga tersebut dinilai masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah, dan terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013. "Inflasi kami proyeksi masih di angka 4,5-4,6 persen," kata Dody. (gal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembajakan Menurunkan Daya Saing Ekonomi

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler