JAKARTA - Perusahaan konstruksi PT Waskita Karya (persero) mematok penjualan tahun ini senilai Rp 9 triliun. Sedang total nilai kontrak diharap menyentuh level Rp 18 triliun. Kontrak itu terdiri dari carry over tahun lalu sebesar Rp 6,1 triliun dan kontrak baru sebesar Rp 11-12 triliun.
Target penjualan dan nilai kontrak itu diharap mendongkrak pertumbuhan laba bersih signifikan 41 persen. Di mana perseroan membidik laba tahun ini melonjak menjadi sebesar 240 miliar sedang laba tahun lalu bertengger di kisaran Rp 170 miliar. ”Peluangnya masih sangat terbuka. Kami optimistis target itu tidak bakal meleset,” ungkap M Choliq, Direktur Utama Waskita Karya, di Jakarta, Senin (6/2).
Memang aku Choliq, laba bersih 2011 terlihat kecil. Itu menyusul beban bunga perseroan sebesar Rp 150 miliar per tahun. Bahkan, mungkin klaim Choliq bunga yang diemban manajemen paling besar dibanding BUMN karya lain. Pendapatan tahun lalu sebesar Rp 7 triliun dengan nilai kontrak Rp 12-13 triliun. Perolehan kontrak ditopang proyek-proyek dari BUMN dan pemerintah.
Rata-rata per tahun perseroan mengerjakan proyek hingga 122 proyek. Dan, Januari lalu sukses mendulang proyek jalan tol senilai Rp 2 triliun. Rinciannya, perseroan mengantongi 3 paket dalam proyek jalan tol Semarang-Bawen senilai Rp 600 miliar. Selanjutnya, 2 paket Tanjung Benoa-Nusa Dua Bali sebesar Rp 800 miliar. Perseroan juga berhasil mendapat paket E2 Tanjung Priok senilai Rp 1,2 triliun dan W2 Tanjung Priok senilai Rp 190 miliar.
Manajemen berencana melancarkan restrukturisasi utang jangka pendek. Itu dilakukan dengan skema menerbitkan surat utang atau obligasi Rp 750 miliar. Obligasi itu kalau tidak aral melintang bakal diluncurkan semester pertama 2012. Perseroan sedang mengajukan pemeringkatan kepada PT Pemeringkat Indonesia (Pefindo) yang diperkirakan rampung akhir bulan ini. (far/vit)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Petani Bawang Menanti Solusi
Redaktur : Tim Redaksi