JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menargetkan dana segar Rp 2 triliun-Rp 3 triliun dari penerbitan saham terbatas (rights issue) yang sudah disetujui pemerintah. Rights issue tersebut rencananya dilakukan lewat secondary public offering di lantai bursa.
Direktur Utama BTN Iqbal Latanro menuturkan setelah rights issue, perseroan akan memiliki rasio kecukupan modal (CAR) 20 persen. Hal itu membuat ruang ekspansi BTN untuk menyalurkan kredit semakin besar. "Saya senang dengar (persetujuan pemerintah) itu. Target kami Rp 2?3 triliun," ujarnya, Jumat (3/2) lalu.
Setelah mendapatkan persetujuan pemerintah, rights issue tersebut harus mendapatkan restu dari DPR. Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan pemerintah telah menyetujui rights issue BTN tahun ini.
Adapun jumlah saham yang dilepas sekitar 12?14 persen. Saham pemerintah di BTN saat ini berkisar 72,92 persen. Dengan rights issue 12-14 persen tahun ini, jumlah saham pemerintah akan terdilusi ke kisaran 60 persen.
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI yang membidangi Keuangan Harry Azhar Azis menyambut positif pemberian izin kepada BTN untuk melakukan rights issue. Sebab, BUMN memiliki kecenderungan tata kelola korporasi (good corporate governance) yang rendah apabila mayoritas sahamnya masih dimiliki pemerintah. "Kita dukung rencana itu," tegasnya.
Harry menambahkan, GCG sebuah BUMN diharapkan meningkat seiring pelepasan saham ke publik. Karena itu, dia menilai BTN akan menjadi lebih baik dari sisi kondisi keuangan, kinerja, maupun transparansi. "Otomatis modal akan meningkat sehingga kredit juga meningkat," jelasnya. (wir/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasar Komputer Diyakini Bakal Naik Naik 25 Persen
Redaktur : Tim Redaksi