Indef Dukung Kementan Perkuat Pangan Bahan Baku Lokal

Sabtu, 13 Agustus 2022 – 15:13 WIB
Direktur Institute for Development of Economics and Finance mendukung Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperkuat subtitusi pangan lokal. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Tauhid mendukung Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memperkuat subtitusi pangan lokal sebagai pilar kekuatan bangsa Indonesia.

"Saya mendukung kebijakan tersebut (diversifikasi pangan lokal) karena sangat bagus untuk memperkuat ketahanan pangan," ujar Tauhid, Jumat (12/8).

BACA JUGA: Kementan Akan Kembangkan Pangan Lokal, Indofood: Kami Dukung Penuh

Namun, kata dia, jika dijadikan pengganti dalam skala besar (industri) perlu ada sosialisasi yang masif dari pemerintah.

Menurut Tauhid, diversifikasi pangan seperti sorgum dan sagu sangat bagus untuk mengurangi ketergantungan pangan utama seperti beras.

BACA JUGA: IRRI dan Akademisi Apresiasi Kementan-BPS atas Survei Cadangan Beras Nasional 2022

Namun, itu semua perlu kajian yang komprehensif, harus menghitung berapa besar pangsa pasar dan kebutuhannya.

"Testing pasarnya harus dilihat kembali berapa persen subtitusinya. Kenapa? karena marketnya belum tahu dan tren penggunaanya untuk apa saja," katanya.

BACA JUGA: Industri Farmasi Maksimalkan Bahan Baku Lokal

Menurut International Food Policy Research Institute (IFPRI), sepanjang Juni 2022, beberapa negara seperti Rusia, India, Serbia, Mesir, Afghanistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Kosovo menjalankan kebijakan restriksi ekspor, baik berupa pelarangan, izin, hingga pajak ekspor terhadap komoditas tertentu.

Salah satu komoditas yang dibatasi itu adalah gandum.

Langkah itu diambil untuk tetap menjaga stabilitas pangan di negara mereka masing-masing.

Diketahui, kebutuhan gandum nasional selama ini masih didatangkan dari luar negeri, sehingga Indonesia tercatat menjadi salah satu negara dengan nilai impor gandum tertinggi di dunia.

Kondisi ini tentu menjadi perhatian besar pemerintah.

Ditambah, gandum sampai saat ini masih sulit dibudi dayakan di Indonesia.

Namun, peluang pengembangan substitusi industri pangan berbahan dasar gandum dengan sorgum atau yang lainnya, menurut Tauhid sangat besar.

Sebagai program jangka panjang, upaya itu harus mendapatkan perhatian khusus dan keterlibatan banyak pihak.

"Substitusi gandum untuk kebutuhan industri pangan ini memang harus diakui memang sulit. Tapi dalam waktu jangka panjang bisa diupayakan," pungkas Ahmad Tauhid. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Produsen Farmasi Gunakan Bahan Baku Lokal


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler