Indeks Literasi Digital 2021 Meningkat, Skill Mengklarifikasi Hoaks Makin Baik

Jumat, 21 Januari 2022 – 12:37 WIB
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyampaikan Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 meningkat menjadi 3,49. Foto: KIC

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika menyampaikan Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 meningkat menjadi 3,49.

Direktur Jendral Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan membeberkan Budaya Digital mendapat skor tertinggi yakni 3,90 dalam skala lima atau baik.

BACA JUGA: Jelajah Lanskap Digital Lewat Literasi Digital Netizen Fair & Sibekreasi Award 2021

Kemudian, disusul oleh Pilar Etika Digital (digital etics) dengan skor 3,53 dan Pilar Kecakapan Digital (digital skill) dengan skor 3,44.

Selain itu, Pilar Keamanan Digital (digital safety) mendapat skor paling rendah (3,10) atau sedikit di atas sedang.

BACA JUGA: Menaker Ida Fauziyah Tegaskan Generasi Muda Mutlak Harus Perkuat Literasi Digital

Menurutnya, pengukuran indeks literasi digital dilakukan untuk mengetahui status literasi digital di Indonesia dan memastikan upaya peningkatan literasi digital masyarakat makin tepat sasaran.

“Kami ingin terus mempercepat dan mengawal tingkat literasi digital masyarakat, mengimbangi dengan perkembanan teknologi digital yang cepat dan makin strategis bagi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini,“ kata Semuel dalam peluncuran Indeks Literasi Digital 2021 di Jakarta, Kamis (20/1).

BACA JUGA: Bangun Literasi Digital, Kemenkominfo Gelar Netizen Fair 2021 di 6 Kota

Semuel menyebut keempat pilar itu adalah pembentuk Indeks Literasi Digital yang diukur setiap tahun oleh Kemenkominfo dan kali ini bekerja sama dengan Katadata Insight Center (KIC).

"Survei yang dilakukan Kemenkominfo juga mengalisis perilaku pengguna internet di Indonesia," ungkap Semuel.

Panel Ahli KIC Mulya Amri mengatakan tahun ini Indeks Literasi Digital Indonesia mendekati baik.

Penggunaan empat pilar dalam pengukuran kali ini mengacu pada Roadmap Literasi Digital Indonesia 2020-2024 yang disusun Kemenkominfo.

"Berdasarkan riset nasional sebelumnya serta mengacu pengukuran serupa yang dimikili UNESCO,” jelas Mulya Amri.

Mulya juga mengatakan dibandingkan dengan Indeks Literasi Digital 2020, diketahui ada peningkatan indeks (dari 3,46 ke 3,49). Perbaikan terjadi pada pilar Digital Culture dan Digital Skills, tetapi ada penurunan pada Pilar Digital Ethics dan Digital Safety.

Mulya Amri menyebutkan pilar Keamanan Digital (digital safety) yang mendapat skor paling rendah perlu mendapat perhatian. Responden masih banyak yang belum mampu melindungi dirinya di dunia maya.

“Kami menemukan misalnya, masih banyak yang tidak menyadari bahaya dari mengunggah data pribadi,” ujar Mulya.

Menurutnya, lewat survei ini, KIC juga menemukan masyarakat saat ini mengalami peningkatan skill dalam mengklarifikasi berita bohong atau hoaks.

"Ini ditunjukkan dengan makin banyak yang rajin mencari melalui mesin pencari di dunia maya untuk mendapatkan kebenaran sebuah informasi,” ujar Mulya.

Mulya menjelaskan dibandingkan pada tahun sebelumnya pada kerangka indeks 2021 terdapat perubahan dalam pengelompokan unsur pembentuk yang menyusun indeks.

“Ini adalah upaya untuk terus memastikan Indonesia memiliki alat ukur yang ajeg dan kini kami sudah punya roadmap atau peta jalan yang bisa dijadikan acuan baik dalam pengkuran maupun upaya peningkatan literasi,” kata Mulya.

Pengukuran Indeks Literasi Digital 2021 dilakukan melalui survei tatap muka kepada 10 ribu responden dari 514 kabupaten/Kota di Indonesia. Responden adalah pengguna internet berusia 13-70 tahun.

Survei yang dilakukan pada Oktober 2021 ini, dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.

Seluruh informasi mengenai kegiatan literasi digital dapat diikuti melalui literasidigital.id, sedang hasil survei indeks literasi digital dapat dibaca dan diunduh melalui survei.literasidigital.id. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler