India Bina Warganya Agar Tak Tebar SARA di Indonesia

Rabu, 01 Agustus 2012 – 05:05 WIB
Duta Besar RI untuk India, Andi M Ghalib (berpeci) beserta istri, Murniati Ghalib (kiri) dan Minister Counselor KBRI, Hendra Henny Andries (kiri) dalam acara jamuan makan malam dengan Ketua DPR RI Marzuki Alie (membelakangi kamera) di Kedubes RI di New Delhi, Selasa (31/7) malam. Foto : Ayatollah Antoni/JPNN

NEW DELHI - Kasus rusuh SARA di Batam pada 2010 yang dipicu oleh Warga Negara (WN) India ternyata membuat pemerintahan di negeri Mahatma Gandhi itu merasa perlu membina warganya di luar negeri. Pemerintah India berharap stigma terhadap warganya sebagai pembuat keributan di negeri orang bisa dihapuskan.

Minister Counselor KBRI di India yang membidangi Penerangan, Sosial dan Budaya, Hendra Henny Andries mengungkapkan, tak berselang lama setelah kasus SARA di Batam meledak, dirinya diundang oleh Ministry of Overseas India. Dalam pertemuan itu, pemerintah India menyesalkan kasus kerusuhan Batam yang melibatkan warganya.

"Halusnya mereka minta maaf. Mereka minta kita kita baik-baik terhadap warga negara mereka," ucap Henny dalam acara jamuan makan malam di Kedubes RI di New Delhi, Selasa (31/7) malam yang dihadiri Ketua DPR RI Marzuki Alie.

Henny menambahkan, pemerintah India pun berjanji akan melakukan pembinaan terhadap warganya yang tinggal dan bekerja di luar negeri termasuk di Indonesia. "Kata mereka akan membina warganya agar kasus seperti Batam tidak terulang," sambung diplomat senior itu.

Menurutnya, pemerintah India memang berkepentingan dalam melindungi warganya yang mencari penghidupan di luar negeri. Saat ini saja, kata Henny, pemerintah India mencatat terdapat sekitar 50 ribu warga keturunan India yang ada di Indonesia.

"Itu catatan mereka dan India akan membina warganya di luar negeri. Ini juga terkait persoalan ekonomi. Mereka tak mau juga warganya yang bekerja di luar negeri terganggu," sebutnya.

Seperti diketahui, pada medio November 2010 terjadi kerusuhan berbau SARA di Batam. Penyebabnya karena tindakan rasialis oleh WN India di PT Drydocks World Graha di Tanjunguncang, Batam terhadap pekerja dari WNI.

Saat itu, WN India bernama Mathiyalangan Prabakaran alias Ganesh dianggap memicu kerusuhan SARA karena mengumpat dengan kalimat ”All Indonesian stupid (Semua orang Indonesia bodoh).” Umpatan itu lah yang menyulut emosi para pekerja WNI di perusahaan di Drydocks. Bahkan akibat rusuh, aktivitas di Drydocks sempat lumpuh total beberapa pekan.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Krisis Listrik Terburuk, India Pertimbangkan PLTN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler