jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Parameter Tri Wibowo Santoso menilai seharusnya tindakan BEM UI yang mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan apresiasi, termasuk dari pihak kampus.
“Seharusnya mereka patut mendapat apresiasi. Apa lagi, kampus itu, kan, mengedepankan kebebasan akademik,” kata Bowo, sapaan Tri Wibowo Santoso, Selasa (29/6).
BACA JUGA: Karyawati Alfamart Hotel 929 Berteriak Histeris, Warga Berhamburan
BEM UI sebelumnya mengunggah kritik kepada Jokowi di Twitter pada Sabtu (26/6) dengan menyebut eks Gubernur DKI Jakarta itu sebagai The King of Lip Service.
Sejumlah pengurus BEM UI dipanggil pihak rektorat kampus sebagai buntut kritik itu.
BACA JUGA: Respons Din Syamsuddin Terkait Unggahan Jokowi The King of Lip Service
Pihak rektorat dalam pemanggilannya meminta unggahan The King of Lip Service bisa dihapus di Twitter akun BEM UI.
Menurut Bowo, kritik dari BEM UI ialah kontribusi mahasiswa mengingatkan kembali janji-janji Presiden Jokowi yang belum terealisasi.
BACA JUGA: Kabar Duka, Nurhayati Meninggal Dunia, Kondisinya Mengenaskan
Misalnya, saat kampanye Jokowi berjanji memberi subdisi sembako bagi rakyat dengan mengeluarkan kartu sembako.
"Sekarang, sembako malah dikenai pajak sama Menkeu Sri Mulyani yang merupakan anak buah Jokowi," beber Bowo.
Selanjutnya, ujar alumnus Universitas Bung Karno itu, dari sisi penegakan hukum dan pemberantasan korupsi Jokowi pernah berjanji menguatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan menambah jumlah penyidik.
Namun, kata Bowo, kenyataan justru berkebalikan dengan janji. Sebanyak 75 pegawai KPK yang kredibel, berintegritas, dan militan justru disingkirkan.
"Mereka disingkirkan melalui tes wawasan kebangsaan (TWK) yang terkesan mengada-ada," ungkap Bowo. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... BEM UI Dipanggil Gegara Meme Jokowi âThe King of Lip Service, Politikus PAN Ini Bereaksi, Tegas!
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan