Indomedia Poll: Kualitas Nadiem Makarim Tak Setinggi Kepercayaan Dirinya

Jumat, 03 Juli 2020 – 09:12 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indomedia Poll, David Krisna Alka menilai kepercayaan Jokowi kepada Nadiem sangat tinggi ketika melantiknya menjadi Mendikbud.

Begitu pula dengan Nadiem, kepercayaan dirinya terlalu tinggi untuk mampu bekerja dan membenahi ruang didik dan pendidikan di Indonesia, saat dilantik oleh Jokowi beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Di Depan Wakil Rakyat, Mendikbud Nadiem Pamer Program Merdeka Belajar 15 Tahun

“Tapi ya, kepercayaan tinggi Jokowi kepada Nadiem dan kepercayaan diri Nadiem yang tinggi itu tak sebanding atau setara dengan apa yang dirasakan dalam dunia pendidikan kita, terutama masa pandemi ini. Nadiem lebih banyak di belakang meja daripada ke lapangan” ujar David Krisna Alka dalam webinar Indomedia Poll.

David menyampaikan, ide dan inisiatif melakukan Webinar ini bermula dari “amarah” Presiden Jokowi kepada para menterinya tentang kerja yang kurang maksimal dan biasa-biasa aja yang dilakukan para menterinya di masa pandemi coronavirus COVID-19.

BACA JUGA: Indra Membandingkan Kinerja Nadiem Makarim dengan Muhadjir Effendy, Oh Ternyata..

“Dari sorotan riset media Indomedia Poll, beberapa kebijakan Mas Nadiem menuai kritik. Seperti belum adanya terobosan digitalisasi pendidikan. Padahal itu kan mandat presiden. Itu pula yang menjadi jualan keunggulan Nadiem diangkat Mendikbud. Apalagi masa pandemi, belum ada inovasi mengatasi pendidikan di era pandemi ini dari Nadiem” jelas David.

Selain itu, tambah David, Nadiem juga jarang sekali turun ke lapangan.

BACA JUGA: Mendikbud Nadiem: PBNU Telah Berkontribusi Nyata Dalam Pembangunan Pendidikan Nasional

“Padahal Jokowi selalu minta menterinya turun ke lapangan dan mendengar persoalan langsung. Jokowi pernah menyentil Nadiem; Mas Menteri, Indonesia bukan hanya Jakarta. Ada kesan, pendekatan Nadiem juga sangat elitis. Selain itu juga soal penyerapan anggaran rendah, salah satu tamengnya adalah sudah mendapat izin presiden. Ini kemunduran karena selama ini serapan anggaran Dikbud sangat baik” terang David Krisna Alka.

Darmaningtyas menyampaikan bahwa jauh-jauh hari sudah melontarkan kritik bahwa Nadiem tidak pantas menjadi Menteri Pendidikan.

“Nadiem mungkin bisa mengurus ekonomi kreatif mungkin, namun tidak cocok untuk pendidikan. Ia menilai bahwa konsep merdeka belajar adalah konsep pendidikan orang-orang dahulu. Ia menceritakan bahwa dirinya dulu kuliah sambil berjualan. Isi dari panduan merdeka belajar kurang lebih sama dengan apa yang dijalani oleh orang-orang terdahulu” ungkap Darmaningtyas.

Azyumardi Azra menyebut bahwa Mendikbud tidak memiliki pengalaman dalam bidang pendidikan. Pengalamannya adalah menjadi CEO Go-Jek yang merupakan startup unicorn.

“Setelah 100 hari lebih menjabat sampai sekarang belum ada tanda-tanda perbaikan kinerja dalam Kemendikbud. Kemendikbud tidak mengurus pendidikan secara serius, terutama selama masa pandemi” tegas Azra.

Kemudian, Retno Listyarti dalam webinar ini juga menyampaikan data dari KPAI. Menurutnya KPAI melakukan survei yang diikuti oleh 602 guru dan 1700 siswa.

“Hasil dari survei tersebut, di antaranya 56,9% responden tidak mengetahui adanya platform gratis Rumah Belajar dari Kemendikbud. Selain itu, korban dari pembelajaran jarak jauh bukan hanya siswa, melainkan juga guru. Dari survei ini, 17% guru tidak mendapatkan bimbingan apapun dari pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan. Sebanyak 79,9% responden siswa mengaku tidak ada interaksi dengan guru dan murid” jelas Retno. Isi lengkap Webinar ini bisa kembali disaksikan dalam akun youtube Indomedia Poll. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler