jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas (Task Force) Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19) akan mengembangkan sistem deteksi dini COVID-19 berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dengan memanfaatkan data X-Ray dan CT-Scan dari pasien positif dan negatif COVID-19.
"Berdasarkan data X-Ray dan CT-Scan dari pasien yang positif dan negatif COVID-19, akan dibangun model artificial intelligence yang selanjutnya dapat digunakan untuk membantu deteksi dini pasien," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Jakarta, Rabu (25/3).
BACA JUGA: Kasus Positif Corona di DKI Jakarta Paling Tinggi, Total Ada 463 Orang
BPPT menjadi koordinator atas Gugus Tugas (Task Force) Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19) untuk percepatan pengembangan produk dalam negeri, termasuk alat uji diagnostik dan deteksi COVID-19 untuk mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia.
Gugus tugas itu akan melakukan riset dan inovasi penanggulangan COVID-19 untuk mengembangkan sistem deteksi dini dan sistem pendukung pengambilan keputusan yang memanfaatkan teknologi yang dibangun dengan artificial intelligence.
BACA JUGA: Update Corona di Indonesia: Hari ini Positif Corona Bertambah 105, Sembuh 1, Meninggal 3
Terkait penggunaan teknologi kecerdasan buatan untuk penanganan COVID-19, sub-tim Artificial Intelligence dari gugus tugas itu akan mendayagunakan kecerdasan buatan dengan model machine learning dan teknik terbaru deep learning untuk membangun model deteksinya, dengan validasi dari radiolog dan dokter terkait.
"Kami harap sistem yang dikembangkan ini akan melengkapi atau bersifat komplemen terhadap pengujian berbasis PCR, maupun whole genome sequencing COVID-19 Indonesia," ujar Hammam.
BACA JUGA: Innalillahi, Ibunda Presiden Jokowi Berpulang
Gugus Tugas (Task Force) Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 terdiri dari berbagai institusi yang mencakup perwakilan dari institusi penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi, industri, rumah sakit, dan juga start-up Nusantara Genetics dan Healtech.id.
Hammam menuturkan komitmen, komunikasi, kecepatan dan kesiapan data menjadi landasan utama bagi TFRIC19 untuk bekerja dengan cepat dan akurat. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fajar W Hermawan