Indonesia Aquaculture Outlook, Optimalisasi Perikanan Budidaya Lewat Teknologi

Sabtu, 18 Desember 2021 – 00:04 WIB
eFishery, menggelar Indonesia Aquaculture Outlook 2022 dengan menghadirkan sejumlah narasumber yang juga pakar perikanan di Indonesia. Foto dok eFishery

jpnn.com, JAKARTA - eFishery, menggelar Indonesia Aquaculture Outlook 2022 dengan menghadirkan sejumlah narasumber, yang juga pakar perikanan di Indonesia pada Kamis, (16/12).

Potensi perikanan budidaya yang besar di Indonesia pada 2022, bisa digenjot produktivitasnya dengan memanfaatkan teknologi.

BACA JUGA: Keanu Angelo Ungkap Kronologis Kecelakaan Laura Anna, Gaga Muhammad Bohong?

Hal tersebut tercermin dari peningkatan kinerja perusahaan startup di bidang akuakultur eFishery, sepanjang tahun ini. 

CEO dan Co-founder eFishery Gibran Huzaifah mencatat sampai akhir 2021 diperkirakan jumlah pembudidaya yang telah bergabung dalam ekosistem eFishery mencapai 27 ribu orang.

BACA JUGA: Diageo Indonesia Lepas Ekspor Perdana

Angka ini meningkat 1.074 persen dibandingkan jumlah pembudidaya yang menggunakan layanan eFishery di 2020.

“Teknologi itu membuka kolaborasi. Karena inovasi yang dihasilkan teknologi itu membuka akses kepada seluruh pelaku usahanya dan menciptakan value bersama-sama. Kalau tahun ini kami bisa merangkul 27.000 pembudidaya, tahun depan kami bidik 200.000 pembudidaya yang tersebar di 250 kabupaten/kota bisa bergabung dalam ekosistem kami,” kata Gibran.

BACA JUGA: Pertamina Harus Jadi Garda Terdepan Agenda Mitigasi Perubahan Iklim

Dengan semakin bertambahnya jumlah pembudidaya ikan dan udang yang menggunakan teknologi eFishery, Gibran menyebut perputaran ekonomi di sektor perikanan budidaya maupun industri pendukungnya semakin meningkat.

Sejak fitur Kabayan pertama kali diperkenalkan pada 2020 lalu, jumlah petani yang memanfaatkan kemudahan dalam membeli pakan tersebut mencapai 6.000 orang dengan total jumlah pakan yang disalurkan mencapai 25.000 ton atau setara Rp 400 miliar.

“Tahun depan, kami targetkan jumlah pembudidaya yang memanfaatkan Kabayan sebanyak 30.000 orang, dengan total pembiayaan mencapai Rp 1,3 triliun dan jumlah pakan yang disalurkan sebanyak 100 ribu ton,” ujarnya.

Kemudahan yang dirasakan petani dalam mendapatkan pakan tentu berimbas kepada jumlah ikan yang berhasil dipanen dan dijual dengan memanfaatkan fitur marketplace perikanan eFresh dari eFishery.

Tahun ini menurut eFishery, lebih dari 13.000 ton ikan hasil panen pembudidaya telah didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

eFishery mencatatkan total transaksi sebesar Rp 420 Miliar dari distribusi ikan dalam negeri dan ekspor udang di tahun 2021 ini.

“Bersama eFishery, kita bisa ciptakan pangan Indonesia yang berkelanjutan,” seru Gibran.

Kiprah eFishery dalam membantu para pembudidaya ikan dan udang di Indonesia mendapat acungan jempol dari Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS.

Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) ini menuturkan, produksi perikanan budidaya Indonesia saat ini nomor dua terbesar di dunia.

“Untuk bisa mencapai target produksi 2 juta ton pada 2024 itu sebenarnya memungkinkan karena Indonesia punya potensinya terbesar di dunia. Oleh karena itu perlu anak-anak muda untuk bisa menggenjot ini,” ucap Rokhmin.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler