jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai Pertamina sudah selayaknya menjadi penggerak dalam agenda mitigasi perubahan iklim.
Penilaian ini disampaikan Bhima, terkait sikap BUMN tersebut, yang berkomitmen penuh dalam penerapan aspek Environmental, Social & Governance (ESG).
BACA JUGA: Keanu Angelo Ungkap Kronologis Kecelakaan Laura Anna, Gaga Muhammad Bohong?
“Sebagai BUMN energi, Pertamina harus menjadi garda terdepan dalam perubahan iklim,” kata Bhima.
Dalam kaitan itulah, imbuh Bhima, Pertamina bisa memulai dari pengembangan bisnis energi baru terbarukan (EBT).
BACA JUGA: Dewan Komisaris PT PP Pantau Progres Proyek KIT Batang
Dengan lebih fokus pada EBT, diharapkan sektor tersebut lebih berkontribusi dalam meningkatkan kinerja keuangan Pertamina.
“Pengembangan EBT bisa menjadikan porsi pendapatan dari bisnis itu cukup dominan,” kata Bhima.
BACA JUGA: ChildFund Lindungi Hak Dasar Anak Lewat Proyek Akta Kelahiran
Di sisi lain, Bhima berharap, pemerintah juga bisa memberi dukungan kepada BUMN yang memang fokus dalam penerapan ESG.
“Dalam hal ini, pemerintah bisa mengalokasikan pajak karbon dan berbagai intensif perpajakan kepada BUMN yang konsisten melakukan perubahan bisnis ke arah zero emmissions,” paparnya.
Bhima juga mendukung upaya BUMN dalam memperbanyak model inovasi bisnis, termasuk perubahan operasional perusahaan dengan bahan baku yang ramah lingkungan. Perubahan tersebut, menurut Bhima merupakan langkah nyata BUMN dalam mengikuti standar ESG.
“Perubahan operasional perusahaan dengan bahan baku yang ramah lingkungan, penggunaan administrasi paperless, serta mengikuti standar ESG yang lebih tinggi merupakan langkah nyata BUMN,” terang Bhima.
Pertamina menjadi salah satu BUMN yang sangat fokus dalam penerapan ESG.
Di antaranya, dengan memperbanyak model inovasi bisnis untuk mendukung transisi energi guna mencapai target net zero emmissions Indonesia pada 2060.
Salah satu inovasi bisnis tersebut, adalah untuk mendukung proses transisi energi.
Di antaranya, Pertamina bersinergi dengan Gojek menggandeng pionir kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) roda dua di Indonesia, GESITS, serta KBLBB roda dua Taiwan Gogoro dalam mengembangkan infrastruktur hilir bagi motor listrik.
Pengembangan tersebut yaitu pilot komersial Battery Swapping Station (BSS) atau Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy